ANDANI, RISKI (2021) POLA PENGOBATAN HIPERTENSI PADA PASIEN LANSIA DI FASILITAS KESEHATAN. Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.
Text
COVER.pdf Download (70kB) |
|
Text
RINGKASAN.pdf Download (9kB) |
|
Text
COVER DALAM - DAFTAR ISI.pdf Download (2MB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (18kB) |
|
Text
BAB II - VI.pdf Download (313kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (109kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Download (837kB) |
Abstract
Seseorang akan dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik >140 mm Hg dan atau tekanan darah distolik >90mm Hg, pada pemeriksaan yang berulang. Pada populasi usia >55 tahun faktor risiko hipertensi 90% meskipun dulunya tekanan darahnya normal. Terapi atau pengobatan yang dilakukan pada penderita pasien hipertensi meliputi terapi Farmakologi dengan pemberian obat anti hipertensi yang disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, pasien penderita hipertensi dan Non Farmakologi dengan strategi pola hidup sehat[1]. Penelitian yang diberikan dilakukan oleh Heni Lutfiyati, Fitriana Yuliastuti, dkk tahun 2017, menunjukkan hasil bahwa penggunaan obat anti hipertensi pada pasien lansia adalah golongan obat yang paling sering di resepkan adalah golongan obat ACEI. Obat ACEI yang sering digunakan adalah Captopril dan terapi kombinasi obat anti hipertensi yang paling sering digunakan adalah kombinasi 2 obat yaitu golongan ACEI dan diuretik. Penelitian yang diberikan dilakukan oleh Widarika Santi Hapsari, Herma Fanani Agusta tahun 2017, menunjukkan hasil bahwa penggunaan obat anti hipertensi yang sering di resepkan adalah penghambat kanal kalsium. Obat golongan penghambat kanal kalsium yang banyak digunakan adalah Amlodipin. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Shreya J. Shah dan Randall S. Stafford tahun 2017, menunjukkan hasil bahwa pengobatan hipertensi sebagian besar melibatkan 5 kelas utama obat: ACEI, diuretik tiazid, ARB, CCB, dan beta-blocker. Menurut JNC VII merekomendasikan penggunaan diuretik tiazid untuk pasien hipertensi sebagai terapi lini pertama. Namun diuretik tiazid bukanlah golongan obat yang paling umum digunakan. Hasil penelitian menunjukkan penggunaan ACEI dengan kontrol tekanan darah yang lebih baik dan CCB dengan kontrol tekanan darah yang kurang. Berdasarkan pembahasan hasil dari tiap jurnal penelitian yang dilakukan didapatkan hasil bahwa obat anti hipertensi golongan ACEI yang paling sering digunakan pada pasien hipertensi adalah Captopril, obat golongan penghambat kalsium yang sering digunakan adalah Amlodipin. Obat anti hipertensi juga melibatkan 5 kelas utama obat ACEI, diuretik tiazid, ARB, CCB dan beta-blocker. Terapi kombinasi obat anti hipertensi yang paling banyak adalah kombinasi dua obat yaitu golongan ACEI dan diuretik. Pola pengotan hipertensi pada pasien lansia perlu diperlakukan evaluasi penggunaan obat anti hipertensi untuk menurunkan tekanan darah.
Item Type: | Thesis/Diploma (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi |
Depositing User: | Elvia Ikasari |
Date Deposited: | 17 May 2022 03:01 |
Last Modified: | 17 May 2022 03:01 |
URI: | http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/690 |
Actions (login required)
View Item |