ANRISEKA, JINNIO DILLA (2021) PROFIL PERESEPAN OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN ANAK YANG MENGALAMI GEJALA BATUK PILEK DI APOTEK K24 SEPANJANG ( Periode Februari – April 2021 ). Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.
Text
COVER.pdf Download (318kB) |
|
Text
RINGKASAN.pdf Download (407kB) |
|
Text
COVER DALAM - DAFTAR ISI.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (307kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (351kB) |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (325kB) |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (326kB) |
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (313kB) |
|
Text
BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (302kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (304kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (435kB) |
Abstract
Penyakit batuk pilek merupakan penyakit yang umum terjadi pada anak-anak. Batuk pilek biasanya akan berlangsung selama 1 sampai 2 minggu. Kasus batuk pilek pada anak di Indonesia diperkirakan 8-12 kali per tahun. Batuk pilek merupakan salah satu penyebab kunjungan pasien di puskesmas (40-60%) dan rumah sakit (15-30%). Gejala batuk pilek dapat dengan cepat berkembang menjadi penyakit infeksi saluran pernafasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil peresepan antibiotik pada pasien anak yang mengalami gejala batuk pilek di Apotek K24 Sepanjang periode Februari – April 2021. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif obsevasonal. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah resep pasien anak yang mengalami gejala batuk pilek di Apotek K24 Sepanjang. Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan mencatat informasi pada resep pasien meliputi nama, usia, berat badan, golongan antibiotik, nama obat antibiotik, dosis pemakaian, frekuensi pemberian, lama pemberian dan jenis peresepan (tunggal dan kombinasi). Hasil penelitian menunjukkan data karakteristik pasien berdasarkan jenis kelamin mayoritas pasien adalah laki – laki dengan jumlah 16 resep (46,7%). Anak dengan jenis kelamin laki – laki lebih beresiko terkena infeksi saluran pernafasan karena aktivitas anak laki – laki lebih aktif dibandingkan dengan anak perempuan seperti bermain dengan teman sehingga mudah terpapar faktor penyebab infeksi saluran pernafasan. Karakteristik berdasarkan usia pasien paling banyak adalah 7 tahun dengan jumlah 7 resep (23.3%). Usia anak – anak merupakan usia rentan terkena paparan bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan akut karena pembentukan sistem imun pada anak – anak belum sempurna seperti pada orang dewasa. Anak – anak rentan terkena paparan bakteri penyebab infeksi saluran pernafasan karena faktor lingkungan, asupan makanan yang bergizi, pola tidur yang tidak teratur dan jam istirahat yang kurang sesuai. Golongan Antibiotik yang paling sering diresepkan adalah golongan Sefalosporin dengan jumlah 19 resep (59.4%). Antibiotik golongan sefalosporin adalah golongan antibiotik pilihan kedua pada terapi penyakit dengan gejala batuk pilek anak. Antibiotik golongan sefalosporin memikili sifat bekterisid. Antibiotik golongan sefalosporin aktif terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif serta tahan terhadap betalaktamase. Antibiotik golongan sefalosporin menjadi pilihan untuk terapi pada anak yang alergi terhadap penisilin. Nama obat antibiotik yang paling sering diresepkan adalah sefiksim dengan jumlah 11 resep (34,4%). Sefiksim adalah salah satu antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga yang aktif terhadap bakteri gram positif dan bakteri gram negatif lebih luas dibandingkan dengan generasi sebelumnya juga resisten terhadap betalaktamase dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Dosis pemakaian antibiotik yang sering diresepkan dalam penelitian ini adalah Sefadroksil dosis 200mg dan Sefiksim 100mg dengan jumlah masing-masing 6 resep (18,8%). Frekuensi pemberian yang paling sering diresepkan adalah 2 kali sehari dan 3 kali sehari dengan jumlah masing-masing 12 resep (37,5%). Frekuensi pemberian obat berkaitan erat dengan waktu paruh obat tersebut. Waktu paruh obat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti absorbsi, metabolisme dan ekskresi obat dalam tubuh. Frekuensi pemberian juga berpengaruh terhadap kepatuhan pasien. Pasien akan lebih patuh minum obat saat frekuensi pemberian tidak terlalu sering. Lama perberian yang paling sering diresepkan adalah 5 hari dengan jumlah 14 resep (43,8%). Permberian antibiotik yang terlalu lama atau terlalu singkat akan berpengaruh terhadap hasil pengobatan pasien. Pengobatan yang terlalu lama atau terlalu singkat dapat menyebabkan resistensi terhadap bakteri. Jenis peperesepan antibiotik yang paling sering diresepkan adalah antibiotik tunggal dengan jumlah 28 resep (93,3%) dibandingkan peresepan antibiotik kombinasi. Umumnya antibiotik diberikan tunggal kecuali dengan tujuan khusus. Pemberian antibiotik kombinasi biasanya bertujuan untuk memberikan efek sinergis pada terapi antibiotik dan mengurangi resiko resistensi bakteri. Manfaat adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah pemahaman mengenai penggunaan antibiotik pada pasien anak yang mengalami gejala batuk pilek. Manfaat lain untuk instansi adalah memonitoring dosis dan lama pemberian antibiotik yang digunakan untuk pasien anak yang mangalami gejala batuk pilek. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah dapat lebih menyempurnakan penelitian terkait kerasionalan pengunaan antibiotik pada pasien anak-anak yang mangalami gejala batuk pilek. Saran untuk instansi adalah dapat melakukan evaluasi terhadap penggunaan antibiotik sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih maksimal.
Item Type: | Thesis/Diploma (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi |
Depositing User: | Elvia Ikasari |
Date Deposited: | 21 Dec 2021 08:09 |
Last Modified: | 21 Dec 2021 08:09 |
URI: | http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/429 |
Actions (login required)
View Item |