PROFIL PERESEPAN OBAT HIGH ALERT DI ICU CENTRAL RSPAL dr. RAMELAN SURABAYA PERIODE JANUARI 2024 (studi dilaksanakan di RSPAL dr. Ramelan Surabaya)

PRANOLO, TABAH BUDI (2024) PROFIL PERESEPAN OBAT HIGH ALERT DI ICU CENTRAL RSPAL dr. RAMELAN SURABAYA PERIODE JANUARI 2024 (studi dilaksanakan di RSPAL dr. Ramelan Surabaya). Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.

[img] Text
1. COVER DEPAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (41kB)
[img] Text
2. COVER DALAM SAMPAI DAFTAR LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (980kB)
[img] Text
3. BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (111kB)
[img] Text
4. BAB II sampai BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (339kB)
[img] Text
5. DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (104kB)
[img] Text
7. RINGKASAN.pdf

Download (12kB)
[img] Text
8. ABSTRAK.pdf

Download (8kB)
[img] Text
6. LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (443kB)

Abstract

Standar Pelayanan Kefarmasian, khususnya untuk obat yang perlu diwapadai karena mempunyai dampak yang sangat serius bila terjadi kesalahan dalam penggunaan dan pengelolaannya. Untuk meningkatkan keamanan dalam penggunaan obat ini, Rumah Sakit perlu mengembangkan kebijakan dalam pengelolaan obat yang termasuk ke dalam kategori obat high alert medication seperti yang sudah diatur dalam Permenkes RI No. 72 tahun 2016 (HAM) (1). Rumah Sakit perlu mengembangkan kebijakan pengelolaan Obat untuk meningkatkan keamanan, khususnya Obat yang perlu diwaspadai (high- alert medication). High-alert medication adalah Obat yang harus diwaspadai karena sering menyebabkan terjadi kesalahan/kesalahan serius (sentinel event) dan Obat yang berisiko tinggi menyebabkan Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD) (1) High alert medications adalah obat-obatan yang berisiko sangat tinggi untuk membuat, menimbulkan serta menyebabkan terjadinya hal yang tidak diinginkan yaitu komplikasi dan sangat membahayakan pasien secara signifikan bila terjadi kesalahan penggunaan pada (dosis, interval dan pemilihannya) (2). Desain penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif, secara retrospektif dengan pengambilan data penelitian dibulan Januari 2024 dan penelitian dilakukan pada bulan maret di depo ICU Central RSPAL dr. Ramelan Surabaya. Teknik yang digunakan adalah teknik non random (non probility) sampling dengan metode total sampling yaitu seluruh resep pengobatan yang memenuhi kriteria penelitian akan dilibatkan. Variabel yang akan diamati adalah demografi pasien (usia dan jenis kelamin serta pekerjaan), nama obat HA yang terbanyak digunakan nama golongan obat HA, dan dosis sediaan obat HA yang banyak digunakan di depo ICU Central pada periode bulan Januari 2024. Hasil penelitian diperoleh bahwa pasien rawat inap di ICU Central terbanyak adalah pada usia lebih dari 56-65 tahun dengan jumlah 38 pasien (41%), pasien terbanyak berjenis kelamin laki-laki yaitu 52 pasien (57%), dan pasien terbanyak dengan pekerjaan swasta 80 pasien (87%). Pada peresepan obat high alert, obat yang sering dan banyak diberikan pada pasien di ruangan ICU Central adalah Neodex-OP injeksi (Dexmedetomidine) dengan jumlah 14 resep (15%), Pada sebuah penelitian menunjukan bahwa pasien di ICU Central memungkinkan pasien merasa sangat sakit sehingga mereka membutuhkan analgesia setelah operasi atau tindakan yang memerlukan analgetik, sehingga dexmetomidine injeksi sangat diperlukan. Penggunaan dalam anestesi spinal atau tindakan analgesia mungkin memerlukan waktu, sehingga untuk meminta analgesia penggunaan dexmedetomidine ini adalah pilihan terbaik karena termasuk intravena dan intratekal secara statistik dapat secara signifikan memperpanjang durasi blok sensorik dan motorik dan waktu untuk meminta analgesia dan tidak ada peningkatan risiko efek samping dan terjadinya hipotensi tetapi risiko bradikardia meningkat (3). Ini menunjukkan bahwa dexmedetomidine adalah obat yang efektif memperpanjang durasi anestesi spinal dan meningkatkan analgesia pasca operasi dan tidak meningkatkan kejadian hipotensi dan efek samping, tetapi membutuhkan lebih banyak atropin untuk membalikkan bradikardia (3). Obat Dexmetomidine injc. diberikan yang sering diberikan dengan dosis 0,3 mcg/ kg bb/jam di depo ICU Central yaitu 14 lembar resep (15%), dosis tersebut sesuai dengan Medscape dimana dijelaskan bahwa dosis pemeliharaan adalah 0.2-0.7 mcg/kg/jam infus IV terus menerus; tidak melebihi 24 jam (4). Kesimpulan pada penelitian ini untuk keamanan dalam penggunaan obat high alert ini, Rumah Sakit dalam hal ini depo ICU Central sesuai kebijakan yang sudah diatur dalam Permenkes RI No. 72 tahun 2016 dan dosis aturan sudah sesuai dengan Medscape.

Item Type: Thesis/Diploma (Diploma)
Subjects: Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi
Depositing User: Elvia Ikasari
Date Deposited: 22 Jan 2025 08:57
Last Modified: 22 Jan 2025 08:57
URI: http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/1848

Actions (login required)

View Item View Item