-, ERNA (2024) TINGKAT KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT BHAKTI RAHAYU SURABAYA. Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.
Text
cover dalam - dftr lmpiran.pdf Restricted to Registered users only Download (810kB) |
|
Text
bab I.pdf Restricted to Registered users only Download (180kB) |
|
Text
BAB II - BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (548kB) |
|
Text
cover depan.pdf Restricted to Registered users only Download (87kB) |
|
Text
DFTRPUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (180kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (621kB) |
|
Text
RINGKASAN.pdf Download (101kB) |
|
Text
ABSTRACT.pdf Download (174kB) |
Abstract
Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari sama dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg. Prevalensi hipertensi sekitar 30-45% pada orang dewasa serta meningkat secara progresif prevalensinya seiring bertambah usia. Penyakit hipertensi tidak bisa dipulihkan secara total sehingga perlu dikontrol secara terus menerus agar tidak terjadi komplikasi. Tujuan pengobatan pada penderita hipertensi yaitu untuk meningkatkan kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pasien dalam menggunakan obat hipertensi pada pasien di rawat jalan Rumah Sakit Bhakti Rahayu periode Mei-Juni 2024. Beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien yaitu usia, jenis kelamin, jumlah obat, dukungan sosial, jarak fasilitas layanan kesehatan, peran petugas kesehatan, serta sikap dan motivasi. Cara pengambilan sampel menggunakan teknik non random (non probability) sampling dengan metode pill count. Metode Pill Count yaitu menghitung sisa obat hipertensi yang diresepkan kepada pasien.. Persentase kepatuhan pasien dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah obat yang dikonsumsi dengan jumlah obat yang seharusnya dikonsumsi x 100%. Hasil perhitungan tersebut akan diperoleh dua kategori yaitu jika hasil perhitungan <80% termasuk kategori tidak patuh dan jika hasil perhitungan 80-100% termasuk kategori patuh. Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 38 pasien. Pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 13 pasien (34,21%) dan 25 pasien berjenis kelamin perempuan (65,79%). Pada perempuan dapat mengalami peningkatan resiko hipertensi setelah menopause yaitu usia diatas 45 tahun karena perempuan yang telah mengalami menopause memiliki kadar estrogen yang lebih rendah, dimana estrogen ini berfungsi untuk meningkatkan HDL yang berperan dalam menjaga kesehatan pembuluh darah. Sedangkan karakteristik pasien berdasarkan usia terbanyak pada usia rentang 46-55 tahun yaitu 14 pasien (36,84%), dan usia paling sedikit yaitu rentang >65 tahun yaitu 3 pasien (7,89%). Seiring dengan bertambahnya usia maka fungsi organ tubuh menurun dimana pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnnya berkurang sehingga tahanan perifer meningkat karena tekanan darah juga dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer. Berdasarkan lama menderita hipertensi paling banyak pada rentang 1-3 tahun sebanyak 30 pasien (78,95%) dan rentang 4-6 tahun sebanyak 8 pasien (21,05%). Penyakit kronik seperti hipertensi membutuhkan terapi jangka Panjang yang akan menyebabkan rasa bosan atau jenuh saat mengonsumsi obat. Jenis terapi obat hipertensi menunjukkan bahwa pasien terapi tunggal sebanyak 15 pasien (39,47%), pasien dengan satu kombinasi obat merupakan jumlah terbanyak yaitu sebanyak 17 pasien (44,74%) dan kombinasi dua obat sebanyak 6 pasien (15,79%). Penggunaan obat kombinasi dengan mekanisme kerja yang berbeda dapat dipertimbangkan untuk saling melengkapi, tetapi penambahan jumlah obat juga dapat meningkatkan peluang efek samping adanya interaksi obat serta dapat menurunkan kepatuhan pasien. Pada penelitian kepatuhan pasien minum obat menunjukkan bahwa pasien yang patuh sebanyak 34 pasien (89,47%) dan pasien tidak patuh sebanyak 4 pasien (10,53%). Dimana diperoleh hasil responden perempuan lebih patuh dalam menjalani pengobatan hipertensi dibandingkan responden laki-laki. Perempuan pada umumnya lebih memperhatikan kondisi kesehatannya sedangkan laki-laki cenderung tidak peduli dengan kesehatan dan meremehkan kondisi tubuh mereka walaupun sudah terkena penyakit tertentu tapi mereka masih enggan untuk memeriksakan kesehatannya secara teratur. Diperlukan juga modifikasi gaya hidup pada pasien untuk dapat menrunkan tekanan darah serta meningkatkan efektivitas terapi farmakologi.
Item Type: | Thesis/Diploma (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi |
Depositing User: | Elvia Ikasari |
Date Deposited: | 31 Oct 2024 08:07 |
Last Modified: | 31 Oct 2024 08:07 |
URI: | http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/1764 |
Actions (login required)
View Item |