KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DALAM MINUM OBAT, DIET SERTA AKTIVITAS OLAHRAGA PADA KONTROL GLUKOSA DARAH (Studi dilakukan di Klinik dr Ahmad Niam Surabaya)

RAHMASARI, ALFINA (2024) KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DALAM MINUM OBAT, DIET SERTA AKTIVITAS OLAHRAGA PADA KONTROL GLUKOSA DARAH (Studi dilakukan di Klinik dr Ahmad Niam Surabaya). Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.

[img] Text
COVER DEPAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (178kB)
[img] Text
COVER DALAM SAMPAI DAFTAR LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB)
[img] Text
BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (169kB)
[img] Text
BAB II-V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (575kB)
[img] Text
COVER DEPAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (178kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (157kB)
[img] Text
DAFTAR SINGKATAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (149kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (777kB)
[img] Text
RINGKASAN.pdf

Download (207kB)
[img] Text
ABSTRACT.pdf

Download (201kB)

Abstract

Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya. Diabetes Mellitus diklasifikasikan menjadi 4 (empat) tipe yaitu: Diabetes Mellitus tipe I, Diabetes Mellitus tipe II, Diabetes Mellitus gestasional, dan jenis Diabetes tertentu yang disebabkan oleh penyebab lain, misalnya sindrom diabetes monogenic (seperti diabetes neonatal dan diabetes usia muda), penyakit pankreas eksokrin (seperti fibrosis kistik dan pankreatitis Diabetes Mellitus tipe II seringkali disebut dengan diabetes life style karena disebabkan oleh pola hidup tidak sehat seperti sering mengonsumsi makanan cepat saji dan minuman yang mengandung gula, kurang berolahraga atau beraktivitas fisik, dan kebiasaan merokok. Selain itu, adapun penyebab penyakit diabetes mellitus tipe II yang lain seperti faktor keturunan, faktor lingkungan, usia, obesitas dan resistensi insulin. Berdasarkan cara kerjanya obat antidiabetes oral dibagi menjadi golongan: 1.Pemacu sekresi insulin (insulin secretagogue) yaitu Sulfonylurea contoh obatnya adalah Glibenclamide, Glipizide, Glimepiride, Gliquidone dan Gliclazide, Glinid contoh obatnya Repaglinid dan Nateglinid 2. Peningkat sensitivitas terhadap insulin contoh obatnya adalah Metformin dan Tiazolidinedion (TZD) 3. Penghambat alfa glukosidase contohnya adalah akarbose 4. Penghambat DPP-IV contoh obatnya adalah Vildagliptin, Linagliptin, Sitagliptin, Saxagliptin dan Alogliptin 5. Penghambat SGLT-2 contoh obatnya adalah canagliflozin. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional study. Metode cross sectional adalah metode yang dilakukan dengan cara memberikan konseling terhadap pasien DM tipe II pada saat pasien periksa lalu membagikan kuesioner MARS-10 kepatuhan dalam minum obat, kuesioner diet dan olahraga yang di adopsi dan dimodifikasi dari Sammary diabetes questionare pada saat pasien melakukan kontrol pertama. Penelitian menggunakan instrumen kuesioner MARS-10 kepatuhan dalam minum obat, kuesioner diet dan olahraga yang di adopsi dan dimodifikasi dari Sammary diabetes questionare dengan data yang diambil berdasarkan data prospektif yaitu data pasien mendatang pada bulan Januari 2024 sampai Februari 2024 di Klinik dr.Ahmad Niam Surabaya. Teknik penentuan sampel menggunakan Accidental Sampling yaitu pasien Diabetes Mellitus Tipe II yang datang untuk periksa dan kontrol dalam 2 bulan yang memenuhi kriteria Inklusi. Sampel penelitian atau objek yang akan diteliti adalah 40 pasien. Data dianalisis secara deskriptif, dicatat dalam lembar pengumpul data, direkap dan dimasukkan tabel-tabel untuk melihat persentasenya berdasarkan karakteristik usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, dan lama terdiagnosis, karakteristik Pasien berdasarkan Kepatuhan Minum Obat menggunakan kuesioner MARS-10, karakteristik pasien berdasarkan Kepatuhan Diet, karakteristik pasien berdasarkan Kepatuhan Olahraga, Karakteristik Pasien berdasarkan Kadar Glukosa Darah Acak Pre-Post. Lalu Kadar Glukosa Darah di analisis apakah terjadi penurunan persentase GDA Pre-Post atau tidak. Pada penelitian ini pasien mendapat 2 perlakuan, yaitu perlakuan pre yang merupakan hasil awal pengambilan data, dan perlakuan post berupa pasien mendapatkan informasi tentang obat yaitu nama obat, cara minum, dosis dan aturan pakai obat yang dikonsumsi, cara diet, dan cara olahraga. Kemudian dibagikan kuesioner MARS Kepatuhan Minum Obat, Kuesioner Diet dan Olahraga yang di adopsi dan dimodifikasi oleh Sammary Diabetes Quesionare. Sebelum dibagikan ke pasien DM, kuesioner diet dan olahraga di lakukan validasi terlebih dahulu kepada pasien DM yang lain agar variabel yang diukur dalam suatu penelitian selaras dengan tujuan penelitian dan secara akurat mencerminkan fenomena yang diselidiki. Hasil penelitian diperoleh usia pasien paling banyak yang didiagnosis diabetes mellitus tipe II adalah pada usia 50-59 tahun sebanyak 20 pasien (50%) dari 40 pasien. Pada tingkat pendidikan diperoleh SMA paling banyak menderita diabetes yaitu sebesar 20 pasien (50%). Jenis kelamin paling banyak menderita diabetes mellitus adalah perempuan sebanyak 25 pasien (62,5%). Lama terdiagnosis paling banyak pada rentang 3-4th (14%). Hasil analisis kepatuhan minum obat sebanyak 24 pasien (60%) dan tidak patuh sebanyak 4 pasien (10%). Hasil analisis kepatuhan diet rendah sebanyak 28 pasien (70%) dan kepatuhan diet tinggi sebanyak 12 pasien (30%). Hasil analisis kepatuhan olahraga rendah sebanyak 34 pasien (85%) dan kepatuhan olahraga tinggi sebanyak 6 pasien (15%). Hasil analisis kadar gula darah acak pre sesuai target (≤200mg/dl) sebanyak 0 pasien (0%). Hasil analisis kadar gula darah acak pre tidak sesuai target (>200mg/dl) sebanyak 40 pasien (100%). Hasil analisis kadar gula darah acak post sesuai target (≤200mg/dl) sebanyak 15 pasien (30%). Hasil analisis kadar gula darah acak post tidak sesuai target (>200mg/dl) sebanyak 25 pasien (70%). Hasil persentase rata-rata penurunan GDA pre-post pasien adalah 14,1%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah diharapkan pasien untuk selalu mematuhi pengobatan yang dijalankan untuk mencapai terapi yang optimal

Item Type: Thesis/Diploma (Diploma)
Subjects: Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi
Depositing User: Elvia Ikasari
Date Deposited: 07 Oct 2024 03:39
Last Modified: 07 Oct 2024 03:39
URI: http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/1629

Actions (login required)

View Item View Item