Hunsam, Rizal Paulus and Zulfa, Ilil Maidatuz and Ulfa, Ninik Mas PROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT “X” WILAYAH SURABAYA TIMUR PERIODE JANUARI-DESEMBER 2017. Akademi Farmasi Surabaya.
Text
ARTIKEL ILMIAH_13515143_RIZAL PAULUS HUNZAM.pdf Download (153kB) |
Abstract
Infeksi saluran kemih (ISK) biasanya terjadi ketika bakteri mulai masuk pada saluran kemih melalui uretra dan mulai berkembang biak di kandung kemih. Akhirnya bakteri dapat berkembang biak dan terjadi infeksi pada saluran kemih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil peresepan antibiotik pada pasien ISK di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “X” Wilayah Surabaya Timur periode Januari-Desember 2017. Penelitian ini bersifat observasional dengan mengumpulkan data secara retropektif dan dianalisa secari diskriptif. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui golongan antibiotik, nama generik, rute pemberian, dosis, aturan pakai dan lama pemberian. Dari hasil penelitian selama periode Januari – Desember 2017 didapatkan 50 pasien didiagnosa ISK dengan jumlah perempuan sebanyak 43 orang (84%) dan laki laki sebanyak 7 orang (14%) dengan jumlah frekuensi penggunaan antibiotik oral selama masuk rumah sakit (MRS) sebanyak 40 resep (11,05%) dan penggunaan antibiotik parenteral sebanyak 322 resep (88,95%). Penggunaan antibiotik oral saat keluar rumah sakit (KRS) sebanyak 316 resep. Golongan yang paling banyak digunakan melalui oral maupun parenteral selama MRS adalah Sefalosporin sebanyak 182 resep (57,19%). Nama generik yang paling banyak digunakan melalui oral selama MRS adalah Sefiksim sebanyak 25 resep (6,97%) sedangkan yang paling banyak melalui parenteral adalah Seftriakson sebanyak 136 resep (37,57%). Rute pemberian terbanyak selama MRS adalah melalui Intra vena sebanyak 322 resep (88,95%) dan sisanya melalui oral sebanyak 40 resep (11,05%). Dosis dan aturan pakai bervariasi sesuai kondisi pasien. Lama pemberian terpanjang untuk intra vena selama MRS adalah Imepenem yang diberikan 2 kali sehari selama 5 hari. Sedangkan pada terapi lanjutan oral saat KRS adalah Moksifloksasin yang diberikan 1 kali sehari selama 15 hari. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka diperlukan penelitian lebih lanjut tentang rasionalitas penggunaan antibiotik untuk ISK dan penggolongan penggunaan antibiotik berdasarkan macam penyakit ISK (ISK atas dan ISK bawah). Keywords: Infeksi saluran kemih, antibiotik, profil peresepan.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi |
Depositing User: | Elvia Ikasari |
Date Deposited: | 09 Apr 2019 02:55 |
Last Modified: | 09 Apr 2019 02:55 |
URI: | http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/114 |
Actions (login required)
View Item |