DIBAH, MEILINDAH FARAH (2022) PERBEDAAN KADAR KCl DALAM PREMIXED KCl 25 mEq DALAM NaCl 0,9% 500 mL PADA PENYIMPANAN SUHU KAMAR DAN SUHU HANGAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (Studi dilakukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya). Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.
Text
COVER.pdf Download (175kB) |
|
Text
RINGKASAN.pdf Download (269kB) |
|
Text
COVER DALAM - DAFTAR ISI.pdf Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (155kB) |
|
Text
BAB II - VI.pdf Restricted to Repository staff only Download (448kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (269kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (336kB) |
Abstract
Penggunaan infus dalam dunia kesehatan sangat penting, apalagi untuk penderita/pasien yang membutuhkan cairan yang mengandung elektrolit yang dimana tubuh terdiri dari air dan elektrolit. Sebagian besar proses metabolisme memerlukan dan dipengaruhi oleh elektrolit. Beberapa ion yang merupakan elektrolit dan dibutuhkan oleh tubuh adalah Kalium dan Natrium yang bermanfaat sebagai sumber pengganti cairan dan kalori yang dibutuhkan oleh pasien yang tidak sadar atau mengalami gangguan keseimbangan elektrolit akut. Pemberian cairan elektrolit dapat melalui infus intravena. Infus kalium klorida adalah obat suplemen untuk mengatasi atau mencegah hipokalemia (kekurangan kalium). Sekitar 98% jumlah kalium dalam tubuh berada di dalam cairan intrasel. Jumlah kalium dalam tubuh merupakan cermin keseimbangan kalium yang masuk dan keluar. Kalium klorida merupakan elektrolit konsetrat pekat (High Alert Medication) yang harus diwaspadai pengelolaan dan penyimpanannya. Kalium intravena harus diencerkan dalam cairan yang kompatibel salah satunya dengan Sodium Chloride 0,9%. Pencampuran yang sering dilakukan adalah KCl dengan NaCl yang sering disebut larutan premix KCl yang dilakukan dengan metode sterilisasi LAF. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar kalium klorida dalam infus premixed KCl 25 mEq dalam NaCl 500 mL pada kondisi penyimpanan suhu kamar (15°C-30°C) dan suhu hangat (30°C-40°C) selama 2 minggu dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom. Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahapan yaitu pengambilan sampel, preparasi sampel meliputi pembuatan Premixed KCl 25 mEq dalam NaCl 500 mL dan prosedur penyimpanannya, kemudian sampel dianalisis dengan metode Spektrofotometri Serapan Atom. Larutan standar Kalium yang diperoleh dengan melakukan pengenceran terhadap larutan induk Kalium dalam labu ukur 100 ml menggunakan aquadest sehingga diperoleh konsentrasi larutan untuk standar Kalium adalah 0,5 ppm; 1,0 ppm; 1,5 ppm; 2,0 ppm; 2,5 ppm. Larutan standar tersebut digunakan untuk mendapatkan hasil kurva kalibrasi kalium yang diperoleh dengan cara mengukur absorbansi dari larutan standar pada panjang gelombang 766,5 nm untuk kalium. Dari hasil pengukuran kurva kalibrasi tersebut diperoleh persamaan regresi yaitu Y = 0,24468 x + 0,02476 dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,9987. Nilai r ≥ 0,98 menunjukkan adanya hubungan antara X (konsentrasi) dan Y (absorbansi). Sampel terdiri dari tiga bets sampel Premixed KCl 25 mEq dalam NaCl 500 mL yang disimpan dalam penyimpanan suhu kamar dan tiga bets sampel Premixed KCl 25 mEq dalam NaCl 500 mL yang disimpan dalam penyimpanan suhu hangat selama 2 minggu. Prosedur penetapan kadar dilakukan dengan mengencerkan masing-masing sampel sebanyak 1 ml dilarutkan dengan aquadest sebanyak 10 ml, kemudian dipipet 1 ml dilarutkan dengan aquadest dalam labu ukur 100 ml, kocok sampai homogen. Analisa data dengan Spektrofotometri Serapan Atom. Hasil pengukuran kadar KCl dalam infus Premixed KCl 25 mEq dalam NaCl 500 mL pada penyimpanan suhu kamar di tiap tiga sampel yang berbeda didapatkan hasil dari nomor bets X1 ialah 24,800 mEq/L selanjutnya X2 ialah 27,860 mEq/L dan X3 ialah 23,290 mEq/L dengan rata-rata kadar 25,317 mEq/L. Kadar KCl dalam infus Premixed KCl 25 mEq dalam NaCl 500 mL pada penyimpanan suhu hangat di tiap tiga sampel yang berbeda didapatkan hasil dari nomor bets Y1 ialah 24,900 mEq/L selanjutnya Y2 ialah 35,350 mEq/L dan Y3 ialah 25,800 mEq/L dengan rata-rata kadar 28,683 mEq/L. Terrdapat beberapa alasan yang menyebabkan hasil kadar menjadi naik-turun yaitu : Preparasi ada yang salah saat penimbangan. Saat dilakukan pencampuran KCl dengan NaCl, ada kemungkinan yang tidak terlarut. Tidak dilakukan penghitungan kadar KCl infus sebelum dilakukan pencampuran. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat satu faktor yaitu Kadar KCl. Teknik analisa data yang digunakan ialah menggunakan hasil dari SSA yang sudah tervalidasi perhitungannya. Interpretasi uji anova : didapatkan rata-rata kadar KCl pada penyimpanan suhu kamar ialah 25,32 mEq dan kadar KCl pada penyimpanan suhu hangat ialah 28,68 mEq. Pada kolom tabel Anova Summary diperoleh nilai P (P-value)= 0,5461 pada taraf nyata P<0,05 ialah Nol. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan kadar KCl yang signifikan pada sediaan infus Premixed KCl 25 mEq dalam NaCl 500 mL pada penyimpanan suhu kamar dan suhu hangat. Bagi penelitian selanjutnya, penulis menyarankan untuk melakukan penentuan kadar awal pada tiap sampel sebelum perlakuan penyimpanan suhu kamar dan suhu hangat.
Item Type: | Thesis/Diploma (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Kesehatan > Farmasi > Kimia Farmasi |
Depositing User: | Elvia Ikasari |
Date Deposited: | 08 Feb 2022 06:40 |
Last Modified: | 08 Feb 2022 06:40 |
URI: | http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/476 |
Actions (login required)
View Item |