ANGGRAENI, PUTRI (2024) GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB RETUR OBAT DENGAN METODE UNIT DOSE DISPENSING (UDD) (di Rumah Sakit “X” Surabaya Periode Februari 2024). Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.
Text
COVER DEPAN.pdf Restricted to Registered users only Download (145kB) |
|
Text
BAB I-BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (709kB) |
|
Text
DFTR PUSTAKA- DFTR LMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (585kB) |
|
Text
RINGKASAN.pdf Download (409kB) |
|
Text
ABSTRACT.pdf Download (183kB) |
|
Text
COVER DALAM - DFTR LMPIRAN_compressed.pdf Restricted to Registered users only Download (422kB) |
Abstract
Rumah Sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Ada berbagai jenis Rumah Sakit, diantaranya Rumah Sakit statis, Rumah Sakit bergerak, dan Rumah Sakit lapangan. Rumah Sakit “X” Surabaya tergolong Rumah Sakit statis karena didirikan di suatu lokasi dan bersifat permanen untuk jangka waktu yang lama. Dalam pendistribusian obat, Rumah Sakit “X” menerapkan sistem Unit Dose Dispensing (UDD), dimana obat dikemas dalam dosis tunggal untuk sekali pakai. Sistem Unit Dose Dispensing (UDD) diterapkan dengan harapan pendistribusian obat lebih terkendali dan meminimalisir retur obat ke Instalasi Farmasi. Retur obat merupakan pengembalian obat dan alat kesehatan yang tidak terpakai oleh pasien ke Instalasi Farmasi melalui perawat ruangan. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam proses retur obat seperti nama pasien, nama dokter yang meresepkan, nama obat, kekuatan sediaan obat, tanggal kedaluwarsa (expired date), jumlah obat, dan kondisi obat. Beberapa prosedur retur sudah ditetapkan oleh Rumah Sakit “X” Surabaya mulai dari perawat yang menyiapkan obat yang hendak diretur dan ditulis dibuku retur, kemudian memproses sistem retur dan menyerahkan obat ke bagian farmasi untuk diproses. Pihak farmasi yang menerima segera memproses dengan mencocokkan kondisi obat sesuai dengan kriteria yang sudah disebutkan, dan dicross check oleh petugas farmasi kedua untuk memastikan bahwa obat yang diretur sudah sesuai antara kondisi fisik dan sistem retur. Jika sudah melewati proses tersebut, obat bisa dikembalikan sesuai dengan rak obatnya kemudian mengarsip lembar retur setiap shift. Rekap lembar retur dilakukan setiap bulan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui faktor penyebab retur obat dengan metode Unit Dose Dispensing (UDD) di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit “X” Surabaya periode Februari 2024 berdasarkan jenis sediaan tablet, injeksi, dan infus. Penelitian ini merupakan jenis penelitian non-eksperimental, yang bersifat deskriptif, yang mana data dikumpulkan secara retrospektif yaitu dengan mengamati dan mengevaluasi lembar retur yang diambil dari sampel lembar retur selama bulan Februari 2024. Pengambilan sampel dalam penelitian ini diambil dengan teknik purposive sampling menggunakan rumus Slovin dan dievaluasi sebanyak 293 data retur, dan dilakukan dengan memerhatikan kriteria inklusi yang meliputi form retur rawat inap bernomor ganjl yang berisi obat tablet, injeksi, dan infus. Tingginya angka retur obat berdampak negatif bagi Rumah Sakit baik dari segi tenaga saat penyiapan obat, waktu yang digunakan untuk dispensing obat, terbuangnya biaya untuk pengemasan, obat tidak bisa diretur ke PBF karena kemasan sudah tidak utuh apabila mendekati kedaluwarsa/rusak, dan dapat membuat stok menjadi selisih. Sehingga diharapkan hasil dari penelitian dapat meningkatkan pengetahuan mengenai sistem distribusi menggunakan metode Unit Dose Dispensing (UDD) bagi peneliti dan pembaca, serta memberi gambaran langkah yang efektif dalam meminimalisir retur obat bagi sarana penelitian. Setelah dilakukan penelitian tercatat jumlah retur dari bulan Desember 2023 sebesar 1022 retur, bulan Januari 2024 sebesar 903 retur, dan bulan Februari 2024 sebesar 1075 retur. Jumlah resep pada bulan Februari 2024 terhitung sebanyak 9046 lembar resep. Sehingga didapat persentase antara jumlah retur dan jumlah resep bulan tersebut sebesar 11,4%. Kesimpulan dari penelitian ini, terdapat 5 faktor penyebab retur diantaranya kelebihan obat, pasien pulang/KRS, berhenti terapi, pasien meninggal, dan obat yang sudah tidak diperlukan. Persentase tertinggi disebabkan oleh pasien KRS sebesar 42%, berhenti terapi sebesar 22,8%, obat sudah tidak diperlukan sebesar 16,4%, kelebihan obat sebesar 12%, dan pasien meninggal sebesar 6,8%. Rumah Sakit “X” harus meningkatkan komunikasi yang efektif antar divisi guna menurunkan angka retur obat.
Item Type: | Thesis/Diploma (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi |
Depositing User: | Elvia Ikasari |
Date Deposited: | 02 Jan 2025 05:40 |
Last Modified: | 02 Jan 2025 05:40 |
URI: | http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/1778 |
Actions (login required)
View Item |