ROSYADA, AMRINA (2022) PROFIL KESESUAIAN TERAPI ANTIBIOTIK PADA PASIEN KETUBAN PECAH PREMATUR DI RUMAH SAKIT ISLAM JEMURSARI SURABAYA. Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.
Text
1. Cover Depan.pdf Restricted to Registered users only Download (24kB) |
|
Text
2. Cover Dalam.pdf Restricted to Registered users only Download (7kB) |
|
Text
3. Lembar Pengesahan.pdf Restricted to Registered users only Download (147kB) |
|
Text
4. Lembar Diuji dan Disetujui.pdf Restricted to Registered users only Download (72kB) |
|
Text
5. Pernyataan Orisinalitas.pdf Restricted to Registered users only Download (93kB) |
|
Text
6. Pernyataan Persetujuan Publikasi.pdf Restricted to Registered users only Download (87kB) |
|
Text
7. Kata Pengantar.pdf Restricted to Registered users only Download (14kB) |
|
Text
8. Ringkasan.pdf Download (127kB) |
|
Text
9. Abstrak.pdf Download (8kB) |
|
Text
10. Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (207kB) |
|
Text
11. BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (130kB) |
|
Text
12. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (228kB) |
|
Text
13. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (49kB) |
|
Text
14. BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (161kB) |
|
Text
15. BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (138kB) |
|
Text
16. BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (10kB) |
|
Text
17. Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (124kB) |
|
Text
18. Daftar Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (292kB) |
Abstract
Ketuban pecah prematur adalah pecahnya selaput ketuban sebelum waktunya untuk persalinan. Ada dua jenis ketuban pecah prematur yaitu ketuban pecah premature setelah usia janin 37 minggu yang disebut dengan Premature rupture of membranes (PROM) dan ketuban pecah premature sebelum usia janin 37 minggu atau disebut Preterm premature rupture of membranes (PPROM). Ketuban pecah prematur merupakan masalah dalam kehamilan yang dapat mengakibatkan komplikasi bahkan kematian bagi ibu dan bayi. Oleh karena itu diperlukan antibiotik yang sesuai untuk mencegah infeksi pada ibu dan bayi. Berdasarkan data World Health Organitation (WHO) pada tahun 2014 Kematian ibu masih merupakan masalah terbesar yang dihadapi berbagai negara terutama negara berkembang. Salah satu penyebabnya adalah disebabkan oleh ketuban pecah prematur. Jumlah kematian ibu di dunia pada tahun 2015 tercatat sebanyak 303.000 orang dan jumlah kematian ibu akibat komplikasi kehamilan dan persalinan di dunia sebanyak 216 orang. Menurut Permenkes No. 28 Tahun 2021 antibiotik yang di rekomendasikan untuk pasien ketuban pecah prematur dengan demam ≥ 37,6ºC adalah ampisilin IV tiap 6 jam (pilihan 1) dan sefotaksim i.v tiap 8 jam (pilihan 2). Berdasarkan Jurnal The International Arabic Journal Of Antimicrobial Agents yang penelitiannya dilakukan di RSUD dr. Soetomo Surabaya penggunaan antibiotik Sefalosporin golongan ketiga yaitu Sefotaksim i.v dengan dosis 3x1 gram dan Seftriakson IV dengan dosis 2x1 gram terbukti dapat memperpanjang masa laten pada pasien ketuban pecah prematur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan antibiotik IV yang digunakan di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya sudah sesuai dengan pedoman Permenkes No. 28 Tahun 2021 tentang antibiotik untuk pasien ketuban pecah prematur. Penelitian ini bersifat retrospektif observasional dan dianalisa secara deskriptif. Sampel dalam penelitian ini diambil dari Dokumen Farmasi Penderita (DFP) semua pasien yang mempunyai diagnosis Ketuban Pecah Prematur dan mendapatkan terapi antibiotik pada periode bulan Juli-Desember 2021. Terdapat 83 sampel dengan parameter yang diamati berupa antibiotik yang digunakan, dosis antibiotik yang digunakan, aturan pakai antibiotik yang digunakan dan lama pemberian antibiotik. Hasil dari penelitian menunjukkan usia pasien yang mempunyai diagnosa PROM terbanyak berada di rentang usia 20 hingga 35 tahun, dengan suhu tubuh rata-rata 36ºC hingga 36.5ºC. Sebanyak 69 (83.1%) pasien mengalami PROM. Antibiotik yang disarankan oleh Permenkes No. 28 Tahun 2021 yaitu Sefotaksim dengan dosis 1gram dan disuntikkan tiap 8 jam. Pada penelitian ini hanya 27 (32.5%) pasien yang mendapat antibiotik sefotaksim. Sisanya, 56 (67.5%) pasien mendapat antibiotik seftriakson yang tidak sesuai dengan Permenkes No. 28 Tahun 2021, tetapi menurut jurnal yang penelitiannya di lakukan di RSUD dr. Soetomo Surabaya antibiotik seftriakson dengan dosis 1 gram yang disuntikkan tiap 12 jam juga dapat digunakan untuk pasien dengan diagnosa Ketuban Pecah Prematur dan juga terbukti dapat mencegah infeksi pada ibu dan anak serta memperpanjang masa laten (3). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang antibotik sefotaksim atau seftriakson yang paling sesuai untuk pasien dengan diagnosa Ketuban Pecah Prematur di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Penelitian yang dengan melihat dari hasil laboratorium dan klinis dari pasien sehingga dapat di peroleh hasil yang tepat dan akura
Item Type: | Thesis/Diploma (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi |
Depositing User: | Elvia Ikasari |
Date Deposited: | 13 Dec 2022 07:13 |
Last Modified: | 13 Dec 2022 07:13 |
URI: | http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/942 |
Actions (login required)
View Item |