WULANDANI, ETY SELISGIK (2022) ANALISIS PENGELOLAAN OBAT HIGH ALERT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA. Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.
Text
1. COVER DEPAN.pdf Restricted to Registered users only Download (118kB) |
|
Text
2. COVER DALAM.pdf Restricted to Registered users only Download (5kB) |
|
Text
3. LEMBAR PENGESAHAN.pdf Restricted to Registered users only Download (218kB) |
|
Text
4. LEMBAR DIUJI DAN DISETUJUI.pdf Restricted to Registered users only Download (151kB) |
|
Text
5. PERNYATAAN ORISINALITAS.pdf Restricted to Registered users only Download (180kB) |
|
Text
6. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.pdf Restricted to Registered users only Download (191kB) |
|
Text
7. KATA PENGANTAR.pdf Restricted to Registered users only Download (8kB) |
|
Text
8. RINGKASAN.pdf Download (12kB) |
|
Text
9. ABSTRAK.pdf Download (8kB) |
|
Text
10. DAFTAR ISI SAMPAI DAFTAR LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (23kB) |
|
Text
11. BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (24kB) |
|
Text
13. BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (43kB) |
|
Text
15. BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (221kB) |
|
Text
12. BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (333kB) |
|
Text
14. BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (258kB) |
|
Text
16. BAB VI.pdf Restricted to Registered users only Download (95kB) |
|
Text
17. DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (172kB) |
|
Text
18. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
Abstract
Manajemen pengelolaan obat di Rumah Sakit merupakan kegiatan yang meliputi pemilihan, perencanaan, pengadaan, penerimaan, pendistribusian, penyimpanan, pemusnahan dan penarikan, pengendalian serta pencatatan dan pelaporannya. Obat high alert merupakan obat yang perlu diwaspadai karena sering menyebabkan kesalahan serius (sentinel event) atau terjadinya Reaksi Obat yang Tidak Diinginkan (ROTD), sehingga Rumah Sakit perlu mngembangkan kebijakan pengelolaan obat guna meningkatkan keamanan dan menekan insiden keselamatan pasien terkait obat high alert. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui sistem pengelolaan obat high alert di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Wiliam Booth Surabaya. Penelitian ini merupakan peneltian deskriptif kualitatif dengan tujuan membuat gambaran atau deskripsi tentang pengelolaan obat high alert di Instalasi Farmasi Rumah Sakit William Booth Surabaya secara objektif sesuai dengan keadaan sebenarnya. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, telaah dokumen dan wawancara. Informan yang terlibat dalam peneitian ini berjumlah 4 orang yaitu 1 orang Kepala Instalasi Farmasi, 1 orang apoteker pendamping di rawat inap, 1 orang apoteker pendamping di rawat jalan dan 1 orang TTK sebagai Kepala Seksi Logistik Medis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan obat high alert di Rumah Sakit Willim Booth Surabaya merupakan proses menetapkan jenis obat high alert sesuai kebutuhan dan anggaran tersedia selama periode tertentu dalam penyusunan Formularium Rumah Sakit yang mengacu kepada Formularium Nasional. Perencanaan dilakukan mengunakan metode kombinasi antara metode konsumsi dan metode epidemiologi. Kasus penyakit yang naik turun, data penyakit sulit diperoleh serta pola penyakit yang tidak selalu sama menyebabkan kesulitan dalam memprediksi kebutuhan obat pada saat terjadi wabah atau pandemi. Pengadaan dilakukan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan disetujui oleh Kepala Instalasi Farmasi maupun Direktur Rumah Sakit, dimana kadang masih terkendala terjadinya kekosongan obat yang tercantum dalam e-catalog pada distributor. Penerimaan dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kesesuaian antara fisik obat high alert dengan surat pesanan dan faktur berdasarkan aturan kefarmasian. Obat yang diterima tidak sesuai dengan pesanan, kadang masih menjadi kendala dalam proses penerimaan. Penyimpanan obat high alert telah dilakukan sesuai Panduan High Alert Medication yang mengacu pada Permenkes nomor 72 tahun 2016, tetapi dalam penerapannya masih terdapat kendala di antaranya masih ada obat LASA yang terletak bersebelahan dengan pasangan LASAnya, kurang maksimalnya pelabelan atau pemberian stiker pada obat high alert serta kurang luasnya gudang penyimpanan. Pendistribusian menggunakan 3 metode yaitu anfrah, resep perorangan dan UDD. Pendistribusian dilakukan dengan selalu menerapkan double ceck serta menerapkan prinsip 5 benar, dengan bukti tanda-tangan antara petugas yang menyerahkan maupun penerima. Depo Farmasi masih belum ada di unit perawatan di Rumah Sakit, sehingga jika unit memerlukan obat dengan segera, maka petugas farmasi harus mengantar ke unit terkait. Pemusnahan dan penarikan dilakukan terhadap obat high alert yang tidak lagi memenuhi persyaratan mutu, kadaluarsa atau dicabut izin edarnya dengan membuat daftar obat yang akan dilakukan pemusnahan atau penarikan serta berita acara pemusnahan atau penarikan. Pemusnahan dilakukan melalui jasa pihak ketiga dengan menggunakan metode insenerasi. Pengendalian dilakukan oleh Instalasi Farmasi bersama TFT dengan melakukan evaluasi terhadap persediaan obat high alert yang slow moving dan tidak digunakan selama 3 bulan berturut-turut (death stock) serta melakukan stock opname secara berkala. Pencatatan dilakukan dengan metode komputerisasi dan dokumentasi manual menggunakan kartu stok. Pelaporan dilakukan terhadap peresepan obat generik dan non generik, narkotika dan psikotropika, lapoan harian kegiatan pelayanan farmasi, pelaporan hasil stock opname, persediaan, pembelian, rekapitulasi resep serta usulan dan realisasi perbekalan farmasi termasuk di dalamnya obat high alert. Berdasarkan hasil penelitin yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Pengelolaan obat high alert di Instalasi Farmasi Rumah Sakit William Booth Surabaya terdapat kekurangsesuaian pada tahap penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian. Saran yang dapat diberikan peneliti yaitu penerimaan melibatkan apoteker dan TTK serta tidak hanya ada tim penerimaan saja, tetapi juga diadakan tim pemeriksaan untuk menjamin kesesuaian obat high alert yang diterima. Penataan obat LASA dan kedisiplinan tiap petugas farmasi harus lebih ditingkatkan dalam penataan obat LASA sesuai SPO yang berlaku serta memaksimalkan pelabelan atau pemberian stiker obat high alert, untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari kesalahan dalam pendistribusian obat high alert di Rumah Sakit William Booth Surabaya.
Item Type: | Thesis/Diploma (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi |
Depositing User: | Elvia Ikasari |
Date Deposited: | 10 Nov 2022 07:27 |
Last Modified: | 10 Nov 2022 07:27 |
URI: | http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/850 |
Actions (login required)
View Item |