PROFIL PENGGUNAAN LOOP DIURETIK (FUROSEMIDE) INJEKSI PADA PASIEN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK (PGK) DENGAN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT X SURABAYA

Alamsyah, Achmad Satria and Ulfa, Ninik Mas and Sugiarto, Lanny PROFIL PENGGUNAAN LOOP DIURETIK (FUROSEMIDE) INJEKSI PADA PASIEN PENYAKIT GAGAL GINJAL KRONIK (PGK) DENGAN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT X SURABAYA. Akademi Farmasi Surabaya.

[img] Text
ARTIKEL ILMIAH_13515083_SATRIA ALAMSYAH.pdf

Download (130kB)

Abstract

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) didefinisikan sebagai suatu abnormalisasi pada struktur maupun fungsi ginjal, yang terjadi selama 3 bulan atau lebih yang mempengaruhi kesehatan (KADIGO, 2013). Survei yang dilakukan oleh Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) pada tahun 2009, prevalensi PGK di Indonesia sekitar 12,5%. PGK sangat dipengaruhi tiga faktor yaitu penurunan jumlah nefron, hipertensi kapiler glumerulus, dan proteinuria(McPhee, 2006). Penderita PGK mengalami gangguan keseimbangan elektrolit, seperti peningkatan kadar natrium dan air akibat penurunan pada fungsi ekskresinya (Dipiro et al., 2008.). Umumnya pasien – pasien ini direkomendasikan untuk mendapatkan terapi diuretik (McPhee, 2006.). Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan lama pemberian, frekuensi pemberian dan outcome terapi ( Volume urin ) dari terapi furosemid yang diberikan kepada pasien penderita penyakit ginjal kronik (PGK) dengan hemodialisis yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit X di Surabaya GFR ≤ 40 ml/min (stadium 3) – GFR ≤ 15 ml/min (stadium 5). Penelitian dilakukan secara prospektif obsevasional dalam kurun waktu 02 januari - 31 April 2018 di Rumah Sakit X di Surabaya. Dari hasil penelitian didapatkan 22 pasien dengan hasil yang berbeda tiap pasien tergantung pada respon yang ditunjukkan pasien. Respon tersebut dapat berupa penurunan edema dan peningkatan volume urin. Dalam penelitian ini pasien yang menerima terapi Furosemid dalam waktu 1-6 hari sebanyak 17 pasien (76%), dan 7-11 hari sebanyak 1 pasien (4,5%). Ada 1 pasien yang mendapat terapi Furosemid hingga 12 hari karena keadaan edema yang tidak kunjung membaik. Kategori jumlah urin diperoleh hasil sebanyak 1 pasien (4,5%) kategori anuria (20-100ml), sebanyak 4 pasien (18,2%) kategori oligouria (200-400ml) dan sebanyak 17 pasien (77,3%) dalam kategori normal. Hasil Outcome terapi Furosemid pada pasien sangat bervariasi karena bergantung pada respon pasien terhadap terapi Furosemid yang dilakukan. Secara umum outcome terapi cukup baik, karena sebanyak 17 pasien (77,3%) dalam kategori normal, meskipun didapatkan respon yang kurang pada 1 pasien. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan penelitian interaksi antar obat pada pasien PGK yang rawat inap dengan komorbid Hipertensi dan Diabetes militus yang dapat mempengaruhi outcome terapi Furosemid Keywords : Furosemide, urin, diuretik, gagal ginjal kronik

Item Type: Article
Subjects: Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi
Depositing User: Elvia Ikasari
Date Deposited: 07 Apr 2019 11:33
Last Modified: 07 Apr 2019 11:33
URI: http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/82

Actions (login required)

View Item View Item