PRABAWA, SALSABILLAH PUTRI (2022) GAMBARAN POTENSI INTERAKSI OBAT PADA PERESEPAN ANTIHIPERTENSI MENGGUNAKAN DRUG INTERACTION CHECKER MEDSCAPE DI PUSKESMAS GAYUNGAN. Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.
Text
1. Cover Depan.pdf Restricted to Registered users only Download (39kB) |
|
Text
2. Cover Dalam.pdf Restricted to Registered users only Download (4kB) |
|
Text
IMG_20220830_0001.pdf Restricted to Registered users only Download (325kB) |
|
Text
IMG_20220830_0002.pdf Restricted to Registered users only Download (280kB) |
|
Text
IMG_20220830_0004.pdf Restricted to Registered users only Download (497kB) |
|
Text
IMG_20220830_0003.pdf Restricted to Registered users only Download (503kB) |
|
Text
7. Kata Pengantar.pdf Restricted to Registered users only Download (70kB) |
|
Text
8. Ringkasan.pdf Download (72kB) |
|
Text
9. Abstrak.pdf Download (37kB) |
|
Text
10. Daftar Isi sampai Daftar Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (241kB) |
|
Text
11. Bab I.pdf Restricted to Registered users only Download (203kB) |
|
Text
12. Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (38kB) |
|
Text
13. Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (282kB) |
|
Text
14. Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (42kB) |
|
Text
15. Bab V.pdf Restricted to Registered users only Download (15kB) |
|
Text
16. Bab VI.pdf Restricted to Registered users only Download (6kB) |
|
Text
17. Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (326kB) |
|
Text
18. Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (804kB) |
Abstract
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai. Terdapat berbagai macam jenis obat hipertensi yang terdiri dari golongan Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, Angiotensin receptor blocker (ARB), β-Blockers, Calcium channel blocker (CCB), Thiazide-type diuretics (DIURETIK). Pemberian obat antihipertensi lebih dari satu dapat menimbulkan potensi interaksi obat dengan obat lain yang dikonsumsi secara bersamaan. Tingkat keparahan terjadinya interaksi obat berdasarkan Medscape dibagi menjadi tiga yaitu Monitor closely, Serious (use alternative) dan Minor. Sedangkan interaksinya terbagi menjadi dua yaitu Interaksi farmakodinamik dan Interaksi Farmasetika. Faktor resiko Hipertensi adalah umur, jenis kelamin, riwayat keluarga, genetik (faktor resiko yang tidak dapat diubah/dikontrol), kebiasaan merokok, kebiasaan konsumsi minum-minuman beralkohol, obesitas, kurang aktifitas fisik, stres. Untuk mengetahui potensi interaksi obat pada peresepan antihipertensi yang diberikan kepada pasien di Puskesmas Gayungan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif dan menggunakan pengamatan restropektif dari periode Maret 2021-Agustus 2021. Pada penelitian ini didapatkan 259 resep, dari resep tersebut sebanyak 10 resep di eksklusi, sebanyak 223 orang tidak memiliki potensi interaksi obat dalam pengobatannya, dan sebanyak 36 resep memiliki potensi interaksi obat. Identifikasi interaksi obat menggunakan aplikasi Medscape Drug Interaction Checker karakteristik pasien dengan jenis laki-laki sejumlah 10 (27,78%) dan jenis kelamin perempuan sejumlah 26 (72,22%). Pengelompokan usia pasien antihipertensi paling banyak di usia 61-70 tahun sebanyak 21 (58,33%). Dengan tipe pengobatan monoterapi dan politerapi serta adanya komorbid hipertensi, diabetes, kolesterol. Berdasarkan penggunaan obat tertinggi adalah obat amlodipin sebanyak 247 (91,14%). Menunjukkan hasil interaksi obat terbanyak adalah amlodipin dengan metformin sebanyak 25 kasus dimana pemakaian metformin dengan obat golongan Calcium channel blocker seperti pemakaian dengan amlodipin dapat menurunkan efek dari metformin. Berdasarkan interaksi obat diperoleh Monitor Closely pada 25 resep (69,44%) Interaksi monitor closely adalah interaksi yang bisa menyebabkan status klinis dari pasien sehingga perlu dilakukan monitoring, Serious pada 10 resep (27,78%) Interaksi yang memiliki potensi efek besar yang dapat membahayakan nyawa atau mengakibatkan kerusakan permanen, dan Minor pada 1 resep (2,78%) Tingkat keparahan dapat mengganggu hasil terapi tetapi tidak diperlukannya pengobatan tambahan. Hasil potensi interaksi obat berdasarkan mekanisme kerjanya yang paling banyak adalah farmakodinamik sebanyak 26 kasus (72,22%). Hal ini disebabkan karena mekanisme interaksi obat secara farmakodinamik terjadi pada tingkat reseptor, sehingga interaksi dengan mekanisme tersebut tidak dapat dihindari Cara mencegah dan mengatasi adanya interaksi obat dengan cara memonitoring kejadian interaksi obat saat melakukan pelayanan kefarmasian, memonitoring tekanan darah pasien. Kelemahan atau kekurangan dari penelitian ini adalah analisanya hanya berdasarkan aplikasi Medscape Drug Interaction Checker, belum melihat lebih dalam terkait dosis obat atau aturan minum obat. Saran untuk meningkatkan keberhasilan pengobatan pasien hipertensi maka diharapkan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) dapat bekerja sama dengan Apoteker sehingga meminimalisir terjadinya interaksi obat, dalam penelitian ini interaksi obat yang paling banyak adalah obat amlodipin dengan metformin sehingga diperlukannya monitoring glukosa darah pasien karena efek hipoglikemia.
Item Type: | Thesis/Diploma (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi |
Depositing User: | Elvia Ikasari |
Date Deposited: | 02 Nov 2022 07:13 |
Last Modified: | 02 Nov 2022 07:13 |
URI: | http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/819 |
Actions (login required)
View Item |