SYAQOWATI, RENINDYA ARFI (2021) PROFIL PERESEPAN OBAT ANTIDIABETES ORAL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI FARMASI RAWAT JALAN BPJS RUMAH SAKIT PETROKIMIA GRESIK PERIODE JULI 2020 (Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Petrokimia Gresik). Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.
Text
COVER.pdf Download (22kB) |
|
Text
RINGKASAN.pdf Download (76kB) |
|
Text
COVER DALAM - DAFTAR ISI.pdf Restricted to Repository staff only Download (969kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (80kB) |
|
Text
BAB II - BAB VI.pdf Restricted to Repository staff only Download (243kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (107kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (362kB) |
Abstract
diabetes. Pemilihan terapi menggunakan obat OAD (obat antidiabetes) dapat dilakukan dengan satu jenis obat atau kombinasi. Rumah Sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan diharapkan dapat menyediakan obat dalam jumlah yang optimal sehingga kebutuhan pasien akan obat tercukupi guna mencapai terapi pengobatan optimal. Terapi obat OAD tidak boleh terputus untuk menjaga kestabilan kadar glukosa dalam darah serta mencegah timbulnya komplikasi. Jumlah pasien DM tipe 2 di Instalasi Farmasi Rawat Jalan BPJS Rumah Sakit Petrokimia Gresik yang memiliki komplikasi cukup banyak, sehingga terapi obat OAD yang diterima pasien menjadi kompleks. Penelitian dilakukan di Instalasi Farmasi Rawat Jalan BPJS Rumah Sakit Petrokimia Gresik dengan tujuan untuk mengetahui profil resep obat OAD pada pasien diagnosis diabetes tipe 2 mencakup golongan obat OAD, nama obat OAD, jenis peresepan, dosis obat OAD, dan frekuensi pemberian obat OAD. Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin secara efektif sehingga menyebabkan peningkatan kadar glukosa dalam darah. Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode deskriptif observasional dan data-data dikumpulkan secara retrospektif dengan teknik total sampling, yaitu total resep selama periode Juli 2020. Semakin bertambahnya usia semakin tinggi kemungkinan terjadinya resistensi insulin, dimana insulin masih diproduksi tetapi dengan jumlah yang tidak mencukupi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DM tipe 2 lebih banyak diderita oleh pasien dengan rentang usia 55 – 64 tahun sebanyak 197 pasien (49,25%). Pada penelitian ini diketahui pasien berjenis kelamin laki-laki dengan diagnosa DM tipe 2 sebanyak 169 pasien (42.25%) dan pada jenis kelamin perempuan sebanyak 231 pasien (57.75%). Perempuan lebih berisiko mengidap diabetes karena secara fisik perempuan memiliki peluang peningkatan indeks massa tubuh yang lebih besar. Sindrom siklus bulanan (Premenstrual Syndrome) dan pasca-menopouse yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi. Selain itu, pada perempuan yang sedang hamil terjadi ketidakseimbangan hormonal. Pemilihan terapi menggunakan obat OAD dapat dilakukan dengan satu jenis obat atau kombinasi. Pada penelitian ini diketahui ada empat golongan obat OAD oral yang digunakan baik dari peresepan tunggal maupun kombinasi yaitu Sulfonilurea sebesar 192 resep (48,00%) dengan nama obat Gliklazid sebesar 103 resep (25,75%), Glimepirid sebesar 70 resep (17,50%), Glibenklamid sebesar 17 resep (4,25%), dan Gliquidon sebesar 2 resep (0.50%). Selanjutnya diketahui golongan Biguanid dengan nama obat Metformin sebesar 79 resep (19,75%). Tiazolidindion dengan nama obat Pioglitazon sebesar 75 resep (18,75%) dan Golongan Penghambat Alfa Glukosidase dengan nama obat Acarbose sebesar 54 resep (13,50%). Jenis peresepan terbanyak adalah jenis terapi obat OAD menggunakan dua kombinasi oral sebesar 178 resep (44,50%). Jenis peresepan terapi tunggal yang paling banyak diresepkan adalah Sulfonilurea sebesar 117 resep (29,25%) dengan nama obat Gliklazid sebesar 60 resep (15,00%). Peresepan obat OAD menggunakan terapi dua kombinasi oral yang paling sering digunakan adalah golongan Sulfonilurea dengan Biguanid sebesar 73 resep (18,25%), nama obat kombinasi dari golongan tersebut adalah Gliklazid dengan Metformin sebesar 47 resep (11,75%). Jenis peresepan obat OAD menggunakan terapi tiga kombinasi oral yang paling sering digunakan adalah golongan Sulfonilurea, Biguanid dan Tiazolidinion sebesar 40 resep (10,00%), nama obat kombinasi dari golongan tersebut adalah Gliklazid, Metformin dan Pioglitazon sebesar 27 resep (6,75%). Jumlah peresepan obat OAD berdasarkan dosis pemberian dan frekuensi pemberian obat baik pada terapi tunggal, terapi dua kombinasi dan terapi tiga kombinasi obat dengan peresepan obat OAD tertinggi adalah golongan sulfonilurea, nama obat gliklazid dengan dosis 60 mg dan frekuensi pemberian satu kali sehari satu tablet sebesar 40 resep (10,00%). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek terapi penggunaan obat OAD dengan melakukan pemantauan kadar gula darah pasien DM tipe 2 baik GDA, GDPP dan HbA1C.
Item Type: | Thesis/Diploma (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi |
Depositing User: | Elvia Ikasari |
Date Deposited: | 09 May 2022 07:04 |
Last Modified: | 09 May 2022 07:04 |
URI: | http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/661 |
Actions (login required)
View Item |