PROFIL PELAYANAN SWAMEDIKASI OBAT BATUK PILEK DI APOTEK “X”

GAOL, LOVINA LUMBAN (2021) PROFIL PELAYANAN SWAMEDIKASI OBAT BATUK PILEK DI APOTEK “X”. Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.

[img] Text
COVER.pdf

Download (106kB)
[img] Text
RINGKASAN.pdf

Download (179kB)
[img] Text
COVER DALAM-DAFTAR ISI.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (111kB)
[img] Text
BAB 2 - 6.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (419kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (108kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (101kB)

Abstract

Swamedikasi adalah suatu perawatan sendiri yang dilakukan masyarakat terhadap penyakit yang umum diderita, dengan menggunakan obat bebas dan terbatas yang dijual bebas atau obat keras yang didapat tanpa resep dokter dan diserahkan oleh apoteker di apotek. Pelaksanaan swamedikasi harus sesuai dengan kriteria penggunaan obat yang rasional, yaitu tepat dosis, cara penggunaan, lama pemakaian, indikasi, diagnosis kondisi pasien dan tepat dalam informasi terkait efek samping obat. Swamedikasi dilakukan untuk mengatasi masalah kesehatan atau gangguan yang ringan salah satunya batuk pilek. Batuk pilek adalah infeksi saluran pernafasan atas dan menimbulkan gejala hidung tersumbat dan berair, batuk sering disertai demam. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji profil pelayanan swamedikasi obat batuk pilek di Apotek X, termasuk persentase penggunaan obat batuk pilek yang sangat tinggi. Obat-obatan yang akan diteliti yaitu obat bebas, bebas terbatas, dan obat wajib apotek. Penelitian ini merupakan deskriptif kuantatif menggunakan pengambilan data sekunder. Data sekunder adalah data yang berasal dari sumber–sumber yang berhubungan dengan obyek penelitian yang berupa data kartu stok dan software. Penelitian dan pengambilan data dilakukan di Apotek “X” Surabaya. Penelitian dimulai pada saat sebelum pandemi covid-19 di bulan Januari-Maret 2020 dan pada saat pandemi covid di bulan Januari–Maret 2021. Dengan besar populasi sebanyak 119 macam obat batuk pilek. Persen kenaikan pada obat batuk sebanyak 111,8%, obat pilek sebanyak 119,7% dan obat batuk pilek sebanyak 114,5%. Hasil presentase tersebut dapat kita ketahui bahwa pada saat pandemi terjadi peningkatan penjualan yang sangat drastis daripada penjualan pada saat sebelum pandemi. Hal ini mungkin terjadi di masa pandemi virus Covid-19 saat ini, karena batuk dan pilek salah satu gejala ringan Covid-19. Tingkat penularan yang tinggi juga salah satu faktor meningkatnya penjualan obat batuk pilek, hal ini terjadi di karenakan sebagian masyarakat memilih untuk melakukan isolasi mandiri dengan membeli obat secara swamedikasi untuk mendukung proses penyembuhan Covid-19. Sedangkan untuk sediaan obat batuk pilek dalam bentuk tablet sebesar 114,6% dan bentuk sediaan sirup sebesar 104,8%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pasien lebih nyaman untuk menggunakan obat dalam bentuk tablet dibandingkan dengan sirup. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Jayanti (2012), beberapa responden mengatakan bahwa penggunaan sediaan tablet lebih praktis dari pada sediaan sirup. Untuk obat batuk pilek golongan obat bebas mengalami kenaikan sebesar 150,4%, melonjaknya permintaan pasien ini memberi dampak yang cukup signifikan terutama pada pelayanan swamedikasi. Berbeda dengan obat batuk pilek golongan Obat Bebas Terbatas meskipun melakukan pelayanan swamedikasi namun masih tetap harus diperhatikan penjualannya, dibuktikan dengan hasil sebesar 112,8%. Apoteker di Apotek “X” berarti masih memberlakukan peraturan yang ada, masih memantau dan tidak sembarang memberikan tanpa pengawasannya. Penjualan obat batuk pilek golongan Obat Wajib Apotek (OWA) didapatkan kenaikan hasil sebesar 122,7% ini dikarenakan pasien sebelum melakukan swamedikasi biasanya melakukan konsultasi terlebih dahulu dengan apoteker yang bertugas sehingga apoteker melakukan pemberian obat wajib apotek yang sesuai dengan keluhan pasien. Kesimpulan yang didapatkan pada penelitian kali ini bahwa pasien lebih senang melakukan pelayanan swamedikasi dibandingkan dengan menebus resep dari dokter untuk mengobati keluhan batuk pilek selama pandemi berlangsung.

Item Type: Thesis/Diploma (Diploma)
Subjects: Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi
Depositing User: Elvia Ikasari
Date Deposited: 31 Mar 2022 10:15
Last Modified: 31 Mar 2022 10:15
URI: http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/552

Actions (login required)

View Item View Item