IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI ANTAR OBAT PADA RESEP UMUM DENGAN MENGGUNAKAN DRUG INTERACTION CHECKER MEDSCAPE (Studi dilakukan di Apotek Tujuh Gedangan Sidoarjo)

PUTERI, RIFDAH NUUR RONAA (2021) IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI ANTAR OBAT PADA RESEP UMUM DENGAN MENGGUNAKAN DRUG INTERACTION CHECKER MEDSCAPE (Studi dilakukan di Apotek Tujuh Gedangan Sidoarjo). Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.

[img] Text
COVER.pdf

Download (18kB)
[img] Text
RINGKASAN.pdf

Download (50kB)
[img] Text
COVER DALAM - DAFTAR ISI.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (114kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (90kB)
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (56kB)
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (81kB)
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (52kB)
[img] Text
BAB VI.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (44kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (109kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (118kB)

Abstract

Potensi interaksi obat dianggap penting secara klinik apabila dapat mengakibatkan peningkatan toksisitas atau justru menurunkan efek terapi dari obat-obat tersebut. Interaksi antar obat dapat dikurangi atau diperkecil dengan cara menghindari penggunaan obat secara polifarmasi. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui ada atau tidaknya interaksi antar obat pada resep serta tingkat keparahan dan jenis interaksi berdasarkan Drug Interaction Checker Medscape di Apotek Tujuh Gedangan Sidoarjo. Interaksi obat berdasarkan mekanismenya dibagi menjadi 2 yaitu interaksi farmakokinetik dan interaksi farmakodinamik. Interaksi farmakokinetik adalah interaksi yang terjadi apabila satu obat mengubah absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi obat lain. Interaksi farmakodinamik terjadi ditingkat reseptor dan mengakibatkan berubahnya efek salah satu obat, yang bersifat sinergis bila efeknya menguatkan atau antagonis bila efeknya mengurangi. Interaksi obat berdasarkan tingkat keparahannya dikelompokkan menjadi 3 yaitu interaksi minor (efek ringan/dapat diatasi dengan baik), interaksi moderate (efek sedang atau dapat menyebabkan kerusakan organ), dan interaksi major (efek fatal atau dapat menyebabkan kematian). Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah Resep yang terdiri dari 2 obat atau lebih periode bulan November 2020. Resep polifarmasi (mengandung lebih dari 1 jenis obat). Semua resep jenis penyakit (hipertensi, diabetes, dll). Data yang diambil adalah data retrospektif (mengumpulkan data yang telah ada sebelumnya). Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan Cara pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan purposive sampling (sesuai dengan kriteria inklusi) menggunakan data resep periode bulan November 2020 yang ada di Apotek Tujuh Gedangan Sidoarjo. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 102 resep. Hasil karakteristik deskripsi pasien penerima resep berdasarkan usia yang terbanyak antara 16 tahun sampai 23 tahun sejumlah 29 pasien (28,43 %) dan usia terendah terdapat pada usia antara 64 tahun sampai 67 tahun sebanyak 2 pasien (1,96 %), Sedangkan hasil karakteristik jenis kelamin pasien lebih banyak jumlah perempuan yaitu 53 pasien (51,96 %) dibanding jumlah laki-laki yaitu 49 pasien (48,04 %). Jumlah total resep umum polifarmasi yang berpotensi interaksi ialah 27 resep dengan 33 kasus interaksi. Jenis mekanisme interaksi antar obat pada resep umum polifarmasi yang paling banyak terjadi ialah interaksi farmakodinamik yaitu sejumlah 18 interaksi (54,55 %) sedangkan jumlah interaksi farmakokinetik yaitu sebanyak 15 interaksi (45,45 %). interaksi farmakodinamik paling banyak ditemukan pada obat salbutamol dengan obat yang mengandung pseudoephedrine dan tripolidine yaitu keduanya dapat meningkatkan efek simpatis (adrenergik), termasuk penigkatan tekanan darah dan detak jantung. interaksi farmakokinetik paling banyak ditemukan pada obat methylprednisolon dengan obat loratadin. Methylprednisolon akan menurunkan kadar atau efek loratadin dengan mempengaruhi metabolisme enzim CYP3A4 di hati atau usus. Tingkat keparahan interaksi yang paling banyak terjadi adalah Moderate yaitu terdapat 24 interaksi (72,73 %), sedangkan Minor didapatkan hasil sebanyak 7 interaksi (21,21%), dan kejadian tingkat keparahan interaksi yang paling sedikit terjadi adalah Major yaitu hanya 2 interaksi (6,06 %). Salah satu contoh interaksi keparahan minor dari hasil penelitian ini yaitu obat methylprednisolone dengan obat lansoprazol. Interaksi moderate yang paling banyak ditemukan adalah interaksi antar obat salbutamol dengan obat yang mengandung pseudoephedrine dan tripolidine. Salah satu contoh interaksi keparahan major dari hasil penelitian ini yaitu interaksi antara obat bisoprolol dengan obat digoxin. Jumlah resep umum polifarmasi yang tidak berpotensi interaksi sebanyak 51 resep. Jumlah resep unknown atau yang tidak diketahui jenis mekanisme dan keparahan interaksinya sebanyak 24 resep. Resep obat yang tidak diketahui jenis mekanisme interaksi dan keparahan interaksi atau unknown merupakan nama obat yang tidak terdaftar dalam Medscape. Obat yang tidak diketahui jenis mekanisme dan keparahan interaksinya paling banyak terjadi pada obat Salbutamol dengan Ambroxol yaitu sebanyak 6 resep. Saran yang perlu dilakukan untuk penelitian selanjutnya melakukan penelitian yang serupa dengan menggunakan instrumen penelitian tambahan selain Medscape karena terdapat beberapa obat yang belum terdaftar pada aplikasi drug interaction checker Medscape.

Item Type: Thesis/Diploma (Diploma)
Subjects: Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi
Depositing User: Elvia Ikasari
Date Deposited: 15 Dec 2021 07:25
Last Modified: 15 Dec 2021 07:25
URI: http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/412

Actions (login required)

View Item View Item