Studi Komparatif Efektivitas Seftriakson dibanding Kombinasi Seftriakson- Metronidazole dan Sefuroksim-Metronidazole pada Pasien Apendisitis yang Menjalani Apendiktomi

Zulfa, Ilil Maidatuz and Handayani, Widya and Ernawati, Iin (2019) Studi Komparatif Efektivitas Seftriakson dibanding Kombinasi Seftriakson- Metronidazole dan Sefuroksim-Metronidazole pada Pasien Apendisitis yang Menjalani Apendiktomi. Jurnal Farmasi Udayana, 8 (2). pp. 104-109. ISSN pISSN: 2301-7716; eISSN: 2622-4607

[img] Text
53915-397-137707-4-10-20200122.pdf

Download (428kB)
[img] Text
Similarity Apendicitis.pdf

Download (1MB)
[img] Text
Penelitian_4_Penilaian Sejawat Sebidang_JFU.docx.pdf

Download (1MB)

Abstract

Apendisitis atau inflamasi pada usus buntu masih memiliki tingkat kejadian yang relatif tinggi di Indonesia yaitu mencapai 3236 kasus pada 2103 dan 4351 kasus pada 2014. Penggunaan antibiotik pada apendisitis diberikan untuk mencegah surgical site infection (SSI) pasca apendiktomi. Golongan sefalosporin seperti seftriakson dan sefuroksim seringkali digunakan dalam bentuk tunggal maupun dalam kombinasi dengan imidazol seperti metronidazol. Studi ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas antibiotik pada pasien apendisitis akut non perforasi yang menjalani apendiktomi dari parameter lama hari rawat, status pulang, prevalensi munculnya SSI. Observasi analitik dilakukan secara retrospektif pada rekam medis pasien apendisitis akut dengan kode ICD k35.8 dalam periode tahun 2018. Sebanyak 39 rekam medis pasien apendisitis akut telah dianalisis. Dari jumlah tersebut, 25 orang menerima terapi antibiotik tunggal seftriakson, 5 orang menerima kombinasi seftriaksonmetronidazol dan 9 orang menerima kombinasi sefuroksim-metronidazol. Seluruh antibiotik diberikan secara inravena yang diberikan sebagai profilaksis hingga pasca apendiktomi. Rata-rata lama hari rawat dari ketiga regimen menunjukkan kombinasi Sefuroksim-metronidazol memiliki lama hari rawat paling singkat (3,00 + 0,50 hari) sedangkan dalam status pulang terapi tunggal seftriakson paling banyak dinyatakan sembuh (64,00%). SSI hanya ditemukan pada pasien yang menerima terapi tunggal seftriakson (2,00%). Hasil analisis menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan dalam rata-rata lama hari rawat dan status pulang antar tiga regimen terapi (pvalue 0,000; p-value 0,001). Terapi tunggal seftriakson maupun kombinasi sefuroksim-metronidazol dan seftriakson-metronidazol dirasa efektif untuk sebagai antibiotik profilaksis dan pasca apendiktomi pada apendisitis akut. Namun terkait perbedaan lama hari rawat yang signifikan, pemilihan antibiotik lebih lanjut lebih baik disertai perbandingan efektifitas dan biaya terapi. Kata kunci: apendisitis, seftriakson, metronidazol, sefuroksim.

Item Type: Article
Subjects: Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi
Depositing User: Elvia Ikasari
Date Deposited: 16 Dec 2020 07:32
Last Modified: 16 Dec 2020 07:32
URI: http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/212

Actions (login required)

View Item View Item