IDENTIFIKASI KELENGKAPAN RESEP ANAK SECARA ADMINISTRASI, FARMASETIK, DAN KLINIS (Dosis) (Studi dilakukan di Apotek X Surabaya)

ZAKIYAH, FARAH AFIFATUZ (2024) IDENTIFIKASI KELENGKAPAN RESEP ANAK SECARA ADMINISTRASI, FARMASETIK, DAN KLINIS (Dosis) (Studi dilakukan di Apotek X Surabaya). Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.

[img] Text
2. COVER DALAM SAMPAI DAFTAR LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
1. COVER DEPAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (19kB)
[img] Text
3. BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (108kB)
[img] Text
4. BAB II SAMPAI BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (425kB)
[img] Text
5. DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (103kB)
[img] Text
7. RINGKASAN.pdf

Download (101kB)
[img] Text
6. LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
8. ABSTRACT.pdf

Download (81kB)

Abstract

Resep merupakan sebuah permintaan tertulis dari dokter baik dokter gigi, dokter hewan, maupun dokter spesialis yang diberikan kepada apoteker. Tujuan pembuatan resep tersebut adalah untuk meminta apoteker menyediakan obat yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, kemudian diserahkan kepada pasien yang membutuhkan. Dalam menciptakan resep yang berkualitas maka sebagai penulis resep harus bisa memaksimalkan efektivitas pengobatan, mengurangi risiko yang mungkin terjadi, meminimalisir biaya pengobatan agar tidak memberatkan pasien, dan menghargai pilihan pasien. Pada proses penyimpanan resep, penting untuk menghindari penggunaan yang tidak benar karena sangat penting untuk menjaga agar resep tidak digunakan oleh orang lain secara tidak sah. Dalam melakukan pelayanan dan penyerahan obat berdasarkan resep dokter, hal tersebut dilakukan oleh Apoteker dibantu oleh Apoteker Pendamping, dan Tenaga Vokasi Farmasi (TVK). Proses pelayanan resep meliputi pengkajian resep, menyiapkan obat, dan penyerahan obat kepada pasien. Pengkajian resep dilakukan untuk mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan obat, dan apabila ada kesalahan maka dapat berkonsultasi dengan dokter yang mengeluarkan resep itu agar pasien dapat menghindari risiko kesalahan dalam pemakaian obat. Pengkajian resep bertujuan untuk mencegah kesalahan pemberian obat dan melibatkan evaluasi resep berdasarkan persyaratan administrasi, farmasetik, dan klinis. Pengkajian resep secara administrasi meliputi informasi pribadi pasien seperti nama, usia, jenis kelamin, berat badan, dan alamat. Selain itu, juga diperlukan informasi mengenai dokter yang meresepkan obat, termasuk nama dokter, surat izin praktik (SIP), alamat dokter, paraf dokter, serta tanggal pembuatan resep. Pengkajian resep secara farmasetik meliputi nama obat, bentuk sediaan, kekuatan sediaan, aturan pakai, dan jumlah obat yang akan diberikan. Pengkajian resep secara klinis meliputi indikasi penggunaan yang tepat, dosis obat, lama penggunaan obat, kontraindikasi, reaksi obat yang tidak diinginkan (ROTD), dan interaksi obat. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan resep anak meliputi nama pasien, usia pasien, jenis kelamin, berat badan, alamat pasien, jumlah obat, dan bentuk sediaan yang akan diberikan. Pasien anak dan pasien dewasa memiliki perbedaan dalam pemberian bentuk obat dan dosis obat. Penyesuaian dosis obat yang sesuai dengan fungsi organ seiring dengan berkembangnya usia. Dosis merupakan jumlah obat yang diberikan kepada pasien, baik dalam bentuk yang diminum mauapun yang dioles ke kulit (salep, krim). Dalam Farmakope Indonesia edisi III tercantum dosis lazim untuk dewasa dan bayi atau anak. Dalam menentukan dosis anak maka resep harus mencantumkan usia dan berat badan bertujuan untuk menghindari medication error seperti prescribing, transcribing, dispensing, dan administering. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan selama 3 bulan periode September – November 2023 terdapat 313 resep anak yang dimana didapatkan presentase kelengkapan resep anak secara administrasi yaitu aspek nama pasien, nomor rekam medik, nama dokter, alamat dokter, surat izin praktik, dan tanggal penulisan resep tertulis lengkap 100,00%. Sedangkan untuk presentase penulisan resep yang tidak lengkap yaitu alamat pasien sebesar 97,76%, jenis kelamin 99,68%, aspek usia 3,5%, berat badan 78,59% dan nomor telepon pasien sebesar 84,03%. Sedangkan untuk kelengkapan resep secara farmasetik nama obat, aturan pakai, dan jumlah sediaan tertulis lengkap 100,00%. Pada aspek bentuk sediaan 0,64%, dan kekuatan sediaan terdapat 0,64% dinyatakan tidak lengkap. Dan untuk kesesuaian dosis dinyatakan tepat dosis yaitu 7,67% dan ketidaktepatan dosis 92,33%. Adapun saran kepada penulis resep, yaitu dokter diharapkan untuk mengikuti ketentuan yang tedrdapat dalam PerMenKes 73 Tahun 2016, untuk menghindari kesalahan dalam resep. Dalam penulisan resep sangatlah penting untuk bersikap teliti agar dapat menghindari kesalahan saat akan memberikan KIE kepada pasien. Selain itu, semua informasi yang diperlukan seperti administrasi dan farmasetik juga harus ditulis secara lengkap di dalam lembar resep, bukan hanya tertulis di rekam medis.

Item Type: Thesis/Diploma (Diploma)
Subjects: Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi
Depositing User: Elvia Ikasari
Date Deposited: 28 Oct 2024 06:51
Last Modified: 28 Oct 2024 06:51
URI: http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/1741

Actions (login required)

View Item View Item