TINGKAT KEPATUHAN PASIEN DALAM MEMINUM OBAT ANTIBIOTIK DI APOTEK B SURABAYA

DANISWARA, SHOOFIYAH (2024) TINGKAT KEPATUHAN PASIEN DALAM MEMINUM OBAT ANTIBIOTIK DI APOTEK B SURABAYA. Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.

[img] Text
1.COVER DEPAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (42kB)
[img] Text
3.BAB 1.pdf
Restricted to Registered users only

Download (221kB)
[img] Text
4.BAB 2 SAMPAI BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (528kB)
[img] Text
5.DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (216kB)
[img] Text
6.LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (229kB)
[img] Text
7.RINGKASAN.pdf

Download (9kB)
[img] Text
8.ABSTRAK.pdf

Download (11kB)
[img] Text
2.COVER DALAM SAMPAI DAFTAR LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (666kB)

Abstract

Penyakit infeksi merupakan efek pertumbuhan mikroorganisme dan bakteri berbahaya pada tubuh manusia yang menjadi penyebab masalah utama di negara berkembang. Resistensi antibiotik adalah tumbuhnya bakteri yang tidak dihambat dalam penggunaan antibiotik dengan dosis yang sesuai akan menjadi masalah utama dalam menurunkan efektivitas terapi. Kepatuhan pasien dalam pengobatan memiliki peran penting karena menghindari resistensi antibiotik dan mencapai kesembuhan. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki tujuan dalam mengevaluasi kepatuhan pasien di Apotek B Surabaya. Studi ini menggunakan pendekatan observasional pada periode Bulan Maret-April 2024. Kepatuhan pasien diukur dengan kuesioner Morisky Green Levine Scale (MGLS) yang diklasifikasikan dalam kategori tinggi, sedang, dan rendah. Kuesioner MGLS adalah kuesioner kepatuhan yang memiliki 4 pertanyaan. Data dianalisis secara deskriptif dengan tabel distribusi responden. Sebanyak 17 responden bergabung dalam penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas pasien memiliki tingkat kepatuhan tinggi (47,05%). Penelitian ini menemukan bahwa dari 4 pertanyaan pada kuesioner, sebagian besar responden pernah berhenti minum obat ketika merasa lebih buruk (35,30%). Untuk mengurangi potensi perilaku pasien yang berhenti minum obat ketika merasa lebih buruk dapat dilakukan dengan mempererat hubungan antara pasien dan tenaga teknis kefarmasian di apotek sehingga pelaporan perburukan kondisi dapat lebih mudah dilakukan serta melibatkan keluarga pasien dalam mendukung dan memantau kepatuhan pasien terhadap penggunaan antibiotik. Terkait sampel yang terlalu sedikit dapat mempertimbangkan untuk melakukan pengulangan penelitian dengan jumlah sampel yang lebih besar agar dapat meningkatkan validitas hasil penelitian.

Item Type: Thesis/Diploma (Diploma)
Subjects: Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi
Depositing User: Elvia Ikasari
Date Deposited: 21 Oct 2024 08:03
Last Modified: 21 Oct 2024 08:03
URI: http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/1710

Actions (login required)

View Item View Item