CAHYANI, NADIA INDAH (2024) TINGKAT PENGETAHUAN DAN KEPATUHAN PENGGUNAAN OBAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI KLINIK PRATAMA RAJAWALI SURABAYA. Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.
Text
IMG_20240718_0011.pdf Restricted to Registered users only Download (436kB) |
|
Text
1. COVER DEPAN.pdf Restricted to Registered users only Download (43kB) |
|
Text
2. COVER DALAM.pdf Restricted to Registered users only Download (29kB) |
|
Text
7. KATA PENGANTAR.pdf Restricted to Registered users only Download (32kB) |
|
Text
8. RINGKASAN.pdf Download (135kB) |
|
Text
9. ABSTRAK.pdf Download (81kB) |
|
Text
10. DAFTAR ISI-DAFTAR LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (107kB) |
|
Text
11. BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (132kB) |
|
Text
12. BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (306kB) |
|
Text
13. BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (269kB) |
|
Text
14. BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (287kB) |
|
Text
15. BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (75kB) |
|
Text
16. DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (100kB) |
|
Text
17. LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (518kB) |
|
Text
4. LEMBAR DIUJI DAN DISETUJUI (5).pdf Restricted to Registered users only Download (199kB) |
|
Text
5. LEMBAR ORISINALITAS (2).pdf Restricted to Registered users only Download (262kB) |
|
Text
6. PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI (1).pdf Restricted to Registered users only Download (246kB) |
Abstract
Berdasarkan WHO (World Health Organization) pasien terkena hipertensi terdiagnosa jika tekanan darah mencapai ≥140/90 mmHg dengan pemeriksaaan 2 kali dalam hari yang berbeda. Klasifikasi hipertensi terdapat dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit jantung, dan stroke. Sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi. Terdapat beberapa faktor risiko hipertensi, yakni faktor yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor yang dapat dimodifikasi. Seperti usia, jenis kelamin, dan keturunan adalah faktor yang tidak dapat dimodifikasi, sedangkan yang dapat dimodifikasi adalah kegemukan, stress, merokok, kurangnya olahraga, dan konsumsi garam yang berlebih. Terapi pada penderita hipertensi bertujuan untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas serta mengontrol tekanan darahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pasien hipertensi di Klinik Pratama Rajawali Surabaya meliputi jenis kelamin, usia, lama sakit, jumlah obat dalam 1 resep dan data tekanan darah, golongan obat, nama obat, dan jenis terapinya. Serta bertujuan untuk menganalisis tingkat pengetahuan penggunaan obat hipertensi pada pasien hipertensi dengan menggunakan kuisioner Hypertension Knowledge – Level Scale (HK-LS) dan tingkat kepatuhan penggunaan obat hipertensi pada pasien hipertensi dengan menggunakan kuisioner MGLS ( Morisky, Green, Levine Scale Adherence Scale). Hipertensi merupakan tekanan darah dimana tekanan sistoliknya ≥ 140 mmHg dan tekanan diastolik ≥90 mmHg. Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal pada pemeriksaan tekanan darah. Terdapat gejala umum yang seringkali dialami pasien seperti sakit kepala atau pusing, mual muntah, gangguan pada penglihatan. Komplikasi yang terjadi pada hipertensi ringan, sedang sampai berat dapat mengakibatkan penyakit pada mata, jantung, otak, dan ginjal. Dalam terapi hipertensi ada dua cara yaitu terapi non farmakologi (perubahan gaya hidup) dan terapi farmakologi contoh terapi non farmakologi adalah makanan yang gizi seimbang, olahraga, menurunkan kelebihan berat badan, memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat. Contoh terapi farmakologi adalah golongan obat antihipertensi, seperti : golongan diuretik, β-Blocker, α-Blocker, Antagonis Kalsium (Chalcium - Channel Blocker), Penghambat Angiotensin Converting Enzyme (ACE – Inhibitor), Angiotensin – II – Reseptor Blocker (ARB). Pengetahuan yang dimiliki oleh individu dipengaruhi oleh banyak faktor. Seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pengalaman, pekerjaan, sumber informasi, sosial budaya, dan lingkungan. Cara mengukur tingkat pengetahuan menggunakan kuisioner Hypertension Knowledge – Level Scale (HK-LS). Kuisioner ini terdiri dari 22 pertanyaan yang setiap pertanyaan dirancang dengan skala jawaban ala Linkert, dengan 3 kategori jawaban yaitu benar, salah, dan tidak tahu. Dalam versi bahasa Indonesia digolongkan menjadi 6 domain : definisi hipertensi, perawatan medis hipertensi, kepatuhan terhadap obat hipertensi, gaya hidup, diet, dan komplikasi hipertensi. Kepatuhan minum obat dapat diartikan sebagai perilaku pasien menaati semua nasehat dan petunjuk yang dianjurkan oleh tenaga medis dalam mengkonsumsi obat. Kepatuhan minum obat yang tinggi dapat dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh pasien mengenai pengobatan serta dampak dan komplikasi yang teejadi apabila tidak patuh dalam minum obat. Beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah pendidikan, pengetahuan, dan tingkat motivasi. Cara mengukur kepatuhan menggunakan kuisioner MGLS ( Morisky, Green, Levine Scale Adherence Scale). Kuisioner ini terdiri dari 4 pertanyaan dengan 2 kategori jawaban yaitu ya dan tidak. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Tujuannya untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kepatuhan penggunaan obat hipertensi pada pasien hipertensi di Klinik Pratama Rajawali Surabaya. . Dengan pengambilan data secara kuisioner HK-LS (Hypertension Knowledge – Level Scale) pada pengetahuan dan kuisioner MGLS (Morisky, Green, Levine Scale Adherence Scale) pada kepatuhan selama bulan Januari – Maret 2024. Peneliti melakukan pengambilan sampel dengan cara random sampling atau pengambilan sampel yang digunakan secara acak. Dan mendapatkan sampel sebanyak 108 responden. Hasil penelitian pada profil data demografi pasien yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu 57% dan pada laki-laki sebanyak 43%. Pada usia dewasa (19-44 tahun) adalah 44% terbanyak daripada usia lainnya. Lama di diagnosis hipertensi terbanyak adalah 1-5 tahun dengan keseluruhan responden tanpa komplikasi 100%. Pada jumlah obat dalam 1 resep yang terbanyak adalah 1 obat (tunggal) sebanyak 66%. Dan hasil data tekanan darah yang di dapat adalah minimal 120/80 mmHg dan maximal 142/92 mmHg dengan kesesuaian target terapi yang sesuai sebanyak 98%. Golongan obat yang sering diresepkan adalah golongan CCB dengan nama obat Amlodipine sebanyak 49%. Jenis terapi tunggal yang paling banyak dalam hasil penelitian ini yaitu sebanyak 64%. Pada hasil tingkat pengetahuan adalah tingkat pengetahuan yang tinggi sebanyak 70% dan terendah sebanyak 8%. Disebabkan karena ada beberapa responden yang belum mengerti secara garis besar definisi hipertensi dan kepatuhan terhadap obat hipertensi dalam pertanyaan kusioner. Maka dari itu peneliti harus memberikan edukasi mengenai pengetahuan hipertensi agar responden mampu mengetahui, dan memahami arti pentingnya pengetahuan tentang hipertensi. Dan pada hasil kepatuhan yang tinggi sebanyak 62% dan terendah sebanyak 16,5%. Disebabkan karena responden masih lupa untuk minum obat dan berhenti minum obat ketika merasa lebih baik. Pada kepatuhan juga peneliti harus memberikan edukasi memberikan cara agar responden tidak lupa seperti : menggunakan kotak pengingat minum obat, memasang jam alarm di handhphone.
Item Type: | Thesis/Diploma (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi |
Depositing User: | Elvia Ikasari |
Date Deposited: | 08 Oct 2024 07:53 |
Last Modified: | 08 Oct 2024 07:53 |
URI: | http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/1646 |
Actions (login required)
View Item |