CAHYANI, ADHELITA TRI (2024) STUDI PENGGUNAAN OBAT ANTIDIABETIK ORAL PENGHAMBAT DPP-4 PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD SIDOARJO (Studi dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo). Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.
Text
Cover Depan.pdf Restricted to Registered users only Download (213kB) |
|
Text
COVER DALAM - DAFTAR LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
BAB I.pdf Restricted to Registered users only Download (454kB) |
|
Text
BAB II - BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (926kB) |
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (296kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (306kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
RINGKASAN.pdf Download (380kB) |
|
Text
ABSTRACT.pdf Download (271kB) |
Abstract
Diabetes melitus dikenal sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh penderitanya dan saat diketahui sudah terjadi komplikasi. Diabetes melitus adalah suatu kondisi dimana kadar gula darah dalam tubuh terlalu tinggi karena tubuh tidak dapat menghasilkan cukup insulin atau insulin tidak bekerja dengan baik. Diabetes Melitus dikenal juga sebagai non communicable disease merupakan salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat saat ini. Komplikasi yang terjadi akibat penyakit diabetes melitus dapat berupa gangguan pada pembuluh darah baik makrovaskular maupun mikrovaskular, serta gangguan pada sistem saraf atau neuropati. Komplikasi makrovaskular umumnya mengenai organ jantung, otak, dan pembuluh darah, sedangkan gangguan mikrovaskular dapat terjadi pada organ mata dan ginjal. Terapi antidiabetik oral merupakan terapi farmakologi utama untuk mengatasi Diabetes Melitus Tipe II. Obat antidiabetik oral masing-masing mempunyai cara kerja dan keunggulan yang berbeda. Terapi antidiabetik oral yang dapat diberikan untuk penderita Diabetes Melitus Tipe II Salah satunya yaitu golongan penghambat inhibitor DPP - 4 (dipeptidyl peptidase - 4). Golongan penghambat inhibitor DPP - 4 merupakan kelas farmakologi terbaru yang digunakan untuk mengobati diabetes yang mengarah pada peningkatan kadar insulin dan aktivitas terhadap Glucagon-Like Peptide-1 (GLP-1) berkepanjangan dan polipeptida penghambat lambung atau disebut dengan Gastric Inhibitor Polypeptide (GIP) yang efektif dalam kontrol glikemik, golongan penghambat inhibitor DPP – 4 juga dapat meningkatkan sekresi insulin. Salah satu contoh obat ini yang ada dipasaran yaitu Vildagliptin, Linagliptin, Sitagliptin, dan Saxagliptin. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan menggunakan teknik non probability sampling, dengan rancangan studi observasional, dan pengambilan data secara retrospektif berdasarkan Rekam Medis pasien Diabetes Melitus Tipe II yang mendapatkan terapi OAD golongan penghambat DPP – 4 di instalasi rawat inap pada periode Januari – September 2023 didapatkan 20 data pasien yang sesuai dengan kriteria penelitian. Hasil penelitian menunjukkan semua perlakukan dengan OAD golongan Penghambat DPP – 4 baik tunggal maupun kombinasi yang diberikan selama perawatan dapat mengontrol kadar gula darah. Berdasarkan profil demografi pasien, pasien yang paling banyak menderita Diabetes Melitus Tipe II adalah pasien perempuan (55%), usia pasien penderita Diabetes Melitus Tipe II yang paling banyak yaitu lansia akhir dengan rentang 56-65 tahun dan usia manula >65 tahun (35%), diagnosa penyerta paling banyak pada penderita Diabetes Melitus Tipe II yaitu Hipertensi (25%), lama terdiagnosa pasien Diabetes Melitus Tipe II paling banyak pada rentang 1-3 tahun (60%), serta lama rawat inap paling banyak pada rentang 5-6 hari (25%). Berdasarkan profil penggunaan obat antidiabetik oral golongan penghambat DPP – 4 yang sesuai dengan ketentuan Formularium Nasional sebanyak (30%), sedangkan yang sesuai dengan Formularium Rumah Sakit RSUD Sidoarjo yaitu sebanyak (90%). Berdasarkan profil penggunaan obat antidiabetik oral golongan penghambat DPP – 4 yang telah diteliti dapat disimpulkan bahwa obat yang sering digunakan yaitu linagliptin 5mg dengan aturan pakai 1 x 1 yaitu sebesar (60%), serta jenis terapi yang sering digunakan yaitu kombinasi DPP – 4 dan insulin sejumlah (40%). Berdasarkan profil gula darah yang diteliti pada penderita Diabetes Melitus Tipe II hanya diperiksa GDA sebelum dan sesudah rawat inap di RSUD Sidoarjo dengan nilai rata-rata GDA pre sebesar 289,05 mg/dL dan GDA post sebesar 175,30 mg/dL sehingga didapatkan selisih sebesar -113,75 mg/dL, serta penurunan rata-rata kadar GDA berdasarkan jenis terapi terbesar terdapat pada kombinasi DPP – 4 + Biguanid + Insulin yaitu sebesar -291 mg/dL. Kombinasi tersebut merupakan kombinasi yang lebih baik dibandingkan dengan jenis terapi kombinasi lain dan jenis terapi tunggal. Penelitian ini memiliki keterbatasan serta kelemahan yaitu minimnya populasi yang menggunakan terapi obat antidiabetik oral golongan penghambat DPP – 4 karena termasuk terapi baru serta data rekam medis yang tidak lengkap yang mengakibatkan jumlah sampel penelitian menjadi terbatas, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya bisa memperoleh gambaran terkait populasi penggunaan yang lebih luas.
Item Type: | Thesis/Diploma (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi |
Depositing User: | Elvia Ikasari |
Date Deposited: | 12 Sep 2024 09:10 |
Last Modified: | 12 Sep 2024 09:10 |
URI: | http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/1563 |
Actions (login required)
View Item |