PRANATA, REVINA SEPTIANTI PUTRI (2023) PENGETAHUAN DAN STIGMA PENGUNJUNG APOTEK K-24 NGINDEN SURABAYA TENTANG TUBERKULOSIS. Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.
Text
Lembar Pengesahan.pdf Restricted to Registered users only Download (155kB) |
|
Text
Lembar Diuji dan Disetujui.pdf Restricted to Registered users only Download (45kB) |
|
Text
Pernyataan Orisinalitas.pdf Restricted to Registered users only Download (89kB) |
|
Text
Pernyataan Persetujuan Publikasi.pdf Restricted to Registered users only Download (103kB) |
|
Text
dftr isi - dftr lmpirn.pdf Restricted to Registered users only Download (184kB) |
|
Text
Bab I.pdf Restricted to Registered users only Download (301kB) |
|
Text
Bab II.pdf Restricted to Registered users only Download (335kB) |
|
Text
Bab III.pdf Restricted to Registered users only Download (338kB) |
|
Text
Bab IV.pdf Restricted to Registered users only Download (768kB) |
|
Text
Bab V.pdf Restricted to Registered users only Download (195kB) |
|
Text
Bab VI.pdf Restricted to Registered users only Download (167kB) |
|
Text
Daftar Pustaka.pdf Restricted to Registered users only Download (306kB) |
|
Text
Lampiran.pdf Restricted to Registered users only Download (277kB) |
|
Text
Ringkasan.pdf Download (11kB) |
|
Text
Abstrak.pdf Download (12kB) |
Abstract
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pada pasien TB gejala klinis utama adalah batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih. Sejauh ini keberhasilan terapi TB dipengaruhi oleh kurangnya tingkat kepatuhan pasien dalam minum obat, mengingat terapi pengobatannya membutuhkan waktu yang cukup lama. Menurut teori Green, faktor perilaku kepatuhan penderita TB untuk minum obat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu faktor pengetahuan tentang TB, motivasi minum obat dari pasien, tingkat pendidikan, sosial ekonomi, stigma dan kurangnya dukungan keluarga dalam pengobatan. Menurut penelitian yang dilakukan Courtwright dan Turner (2010), mengatakan bahwa stigma pada penyakit TB dapat menyebabkan keterlambatan pengobatan dan berdampak negatif terhadap kelangsungan berobat pada penderita TB. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan stigma pengunjung Apotek K-24 Nginden tentang TB. Penelitian bersifat deskriptif observasional, arah pengambilan data secara prospektif dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan Januari-Maret 2023 dengan membagikan kuesioner pada masyarakat di Apotek K-24 Nginden. Total responden yang direkrut sebanyak 69 responden. Responden dalam penelitian ini direkrut secara accidental dari masyarakat di Apotek K-24 Nginden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disediakan secara daring dalam Google form. Sebelum kuesioner dibagikan kepada responden, dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu dengan hasil kuesioner dinyatakan valid dan reliabel. Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan responden tentang TB terbanyak pada kategori baik dengan jumlah sebanyak 41 responden (59,42%). Sedangkan pada tingkat stigma responden tentang TB terbanyak pada kategori positif dengan jumlah sebanyak 66 responden (96,65%). Dalam hal pengetahuan tentang definisi TB, aspek pengetahuan yang masih belum diketahui oleh responden adalah aspek bahwa TB bukan merupakan penyakit yang berkaitan dengan perilaku sosial dimana responden yang tidak mengetahui sebanyak 46 responden (66,67%). Pada pengetahuan tentang organ yang diserang TB, aspek yang belum banyak diketahui responden yaitu pada aspek bahwa TB dapat menyerang organ lain selain paru-paru dimana sebagian besar responden yang tidak mengetahui sebanyak 37 responden (53,62%). Pada pengetahuan tentang gejala TB, aspek yang belum banyak diketahui yaitu batuk, batuk berdahak, nyeri dada merupakan gejala TB dimana sebagian besar responden yang tidak mengetahui sebanyak 5 responden (5%). Pada pengetahuan tentang penularan TB, aspek yang belum banyak diketahui responden yaitu pada aspek bahwa semua orang bisa terinfeksi TB dimana sebagian besar responden yang tidak mengetahui sebanyak 9 responden (13,04%). Pada pengetahuan tentang pencegahan TB, aspek yang belum banyak diketahui responden yaitu pada aspek bahwa menutup mulut dan hidung saat bersin dan batuk dapat mengurangi penularan TB dimana sebagian besar responden yang tidak mengetahui sebanyak 4 responden (5,8%). Pada pengetahuan tentang pengobatan TB, aspek yang belum banyak diketahui responden yaitu pada aspek bahwa pengobatan TB tidak dipungut biaya dimana sebagian besar responden yang tidak mengetahui sebanyak 26 responden (37,68%). Dalam hal stigma, aspek tentang sanitasi dan hygine, penyebab, dan kebebasan pasien TB telah menunjukkan hasil yang positif, akan tetapi dalam hal pergaulan sosial dengan pasien TB masih sebanyak 26 responden (37,68%) responden setuju bahwa pasien TB harus diisolasi. Dari hasil penelitian, pengetahuan tentang TB masih perlu adanya peningkatan pada aspek TB bukan merupakan penyakit yang berkaitan dengan perilaku sosial. Perlunya peningkatan pemahaman pengetahuan akan aspek tersebut, bahwa masyarakat perlu adanya edukasi yang menjelaskan bahwa perilaku sosial seperti saling membantu, bekerja sama, bahkan sekalipun berperilaku buruk tidak berkaitan dengan penularan TB. Sedangkan pada hasil penelitian stigma yang masih perlu ditingkatkan pada aspek bahwa pasien TB tidak harus diisolasi. Kurangnya pemahaman pada aspek ini dapat ditingkatkan dengan dukungan dari keluarga untuk mendorong pasien TB dengan menunjukkan kepedulian dan simpati. Pandangan negatif tersebut dapat dikurangi melalui promosi kesehatan atau penyuluhan mengenai TB untuk dapat meningkatkan edukasi kepada masyarakat.
Item Type: | Thesis/Diploma (Diploma) |
---|---|
Subjects: | Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi |
Depositing User: | Elvia Ikasari |
Date Deposited: | 29 Nov 2023 04:18 |
Last Modified: | 29 Nov 2023 04:18 |
URI: | http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/1463 |
Actions (login required)
View Item |