STUDI INTERAKSI OBAT PADA PERESEPAN ANTI - HIPERTENSI DI APOTEK FARMASI AIRLANGGA SURABAYA

FARADILLA, FRASISCA (2023) STUDI INTERAKSI OBAT PADA PERESEPAN ANTI - HIPERTENSI DI APOTEK FARMASI AIRLANGGA SURABAYA. Diploma thesis, Akademi Farmasi Surabaya.

[img] Text
3. LEMBAR PENGESAHAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (316kB)
[img] Text
01. COVER DEPAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (17kB)
[img] Text
02. COVER DALAM.pdf
Restricted to Registered users only

Download (196kB)
[img] Text
08. RINGKASAN.pdf

Download (205kB)
[img] Text
09. ABSTRAK.pdf

Download (199kB)
[img] Text
07. KATA PENGANTAR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (316kB)
[img] Text
6. PERNYATAAN ORISINILITAS.pdf
Restricted to Registered users only

Download (489kB)
[img] Text
4. LEMBAR DISETUJUI DAN DIUJI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (263kB)
[img] Text
11. BAB I.pdf
Restricted to Registered users only

Download (302kB)
[img] Text
13. BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (305kB)
[img] Text
13. BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (305kB)
[img] Text
5. HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (497kB)
[img] Text
16. BAB VI.pdf
Restricted to Registered users only

Download (201kB)
[img] Text
15. BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (236kB)
[img] Text
18. LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (261kB)
[img] Text
14. BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (242kB)
[img] Text
10. DAFTAR ISI, DAFTAR GAMBAR, DAFTAR TABEL, DAFTAR LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (333kB)
[img] Text
17. DAFTAR PUSTAKA.pdf
Restricted to Registered users only

Download (343kB)
[img] Text
12. BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (650kB)

Abstract

Menurut Kementrian Republik Indonesia, seseorang dikatakan hipertensi atau tekanan darah tinggi ketika tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang. Pasien dengan diagnosis hipertensi rawat jalan cenderung memerlukan dua atau lebih obat dalam satu lembar resep, baik dengan obat anti-hipertensi atau obat non anti-hipertensi jika disertai penyakit penyerta. Banyaknya jumlah obat yang dikonsumsi oleh penderita hipertensi memiliki kecenderungan untuk meningkatkan resiko terjadinya interaksi obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kejadian interaksi antar obat yang terjadi pada peresepan obat anti-hipertensi di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya bulan Desember 2022. Metode pengambilan data dilakukan secara deskriptif observasional dengan arah pengambilan data secara retrospektif. Oleh karena itu, pelaksanaan penelitian ini berupa pengamatan potensi kejadian interaksi obat pada resep anti-hipertensi di Apotek Farmasi Airlangga Surabaya pada bulan Desember 2022 menggunakan aplikasi Medscape. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dari 196 lembar resep anti-hipertensi yang memenuhi kriteria penelitian, terdapat 115 lembar resep (58,7%) yang mengalami kejadian interaksi obat dengan 150 total kejadian interaksi obat anti-hipertensi baik dengan sesama obat anti-hipertensi sebanyak 82 kejadian (46,6%) dan interaksi obat anti-hipertensi dengan obat lain sebanyak 68 kejadian (38,6%). Berdasarkan mekanisme kejadian interaksi obat yang paling banyak terjadi yaitu secara farmakodinamik sebanyak 119 kejadian (79,3%). Selain itu terdapat mekanisme kejadian interaksi obat secara Unknown (tidak diketahui) sebanyak 23 kejadian (15,3%) dan kejadian interaksi obat secara farmakokinetik sebanyak 8 kejadian (5,3%). Berdasarkan derajat keparahan interaksi obat yang paling banyak terjadi yaitu kejadian interaksi obat dengan keparahan monitor closely sebanyak 127 kejadian (84,7%). Selain itu terdapat kejadian interaksi obat dengan derajat keparahan serious sebanyak 15 kejadian (10,0%) dan kejadian interaksi obat dengan derajat keparahan minor sebanyak 8 kejadian (5,3%). Berdasarkan kombinasi antar obat anti-hipertensi yang paling sering mengalami kejadian interaksi antar obat yaitu interaksi antar obat Amlodipin-Bisoprolol sebanyak 24 kejadian (29,3%). Keduanya menghasilkan interaksi obat secara sinergisme farmakodinamik yang dapat mengakibatkan terjadinya hipotensi dan bradikardia sehingga perlu dilakukan penyesuaian dosis atau pemantauan dokter terkait keamanan kombinasi obat tersebut. Selain itu ditemukan 20 potensi kejadian interaksi antar obat Candesartan-Bisoprolol (24,4%), 8 kejadian potensi interaksi antar obat Nifedipin-Bisoprolol (9,8%), masing-masing 6 kejadian potensi interaksi antar obat Furosemid-Bisoprolol dan Candesartan-Spironolacton (7,3%), 5 potensi kejadian interaksi antar obat Bisoprolol-Spironolacton (6,1%), 3 potensi kejadian interaksi antar obat Furosemid-Candesartan (3,7%), masing-masing 2 potensi kejadian interaksi antar obat Carvedilol-Amlodipin, Spironolacton-Furosemid dan interaksi antar obat Telmisartan-Bisoprolol (2,4%) serta masing-masing 1 potensi kejadian interaksi obat antar Candesartan-Hidroklorotiazid, Carvedilol-Candesartan, Carvedilol-Amlodipin dan potensi kejadian interaksi obat antar Diltiazem-Bisoprolol (1,2%). Berdasarkan kombinasi obat anti-hipertensi dengan obat lain yang paling sering mengalami kejadian interaksi antar obat yaitu kombinasi Amlodipin-Metformin sebanyak 18 kejadian (26,5%). Amlodipin dan Metformin keduanya menghasilkan interaksi obat secara antagonisme farmakodinamik dengan derajat keparahan monitor closely. Apabila kedua obat tersebut dikonsumsi secara bersama, Amlodipin dapat menurunkan efek dari Metformin. Hal tersebut menyebabkan tidak tercapainya terapi Metformin yang optimal guna menurunkan kadar gula darah pasien. Tidak tercapainya terapi Metformin dapat menyebabkan tidak terkontrolnya kadar gula darah pasien sehingga kadar gula darah pasien akan tetap tinggi sehingga perlu dilakukan memonitor kejadian interaksi obat saat melakukan pelayanan kefarmasian seperti memonitor tekanan darah pasien serta kadar glukosa darah pasien karena efek hipoglikemia yang mungkin dapat terjadi. Selain itu terdapat 11 potensi kejadian interaksi antar obat Amlodipin-Simvastatin sebanyak (16,2%), 6 potensi kejadian interaksi antar obat Bisoprolol-Aspirin (8,8%), 5 potensi kejadian interaksi antar Candesartan-Aspirin (7,4%), 4 kejadian interaksi antar obat Amlodipin-Dexametason (5,9%), 3 potensi kejadian antar obat Nifedipin-Metformin (4,4%), masing-masing 2 potensi kejadian interaksi antar obat Spironolacton-Aspirin, Furosemid-Metformin, Candesartan-Insulin Glargine, serta potensi kejadian interaksi antar obat Nifedipin-Simvastatin (2,9%), dan masing-masing terjadi 1 potensi kejadian interaksi inter obat Diltiazem-Aspirin, Captopril-Antasida, Candesartan-Insulin Detemir, Furosemid-Aspirin, Telmisartan-Simvastatin, Lisinopril-Metformin, Lisinopril-Glimepirid, Captopril-Asam Mefenamat, Captopril-Metformin, Bisoprolol-Antasida, Bisoprolol-Asam Mefenamat, Candesartan-Insulin Aspart, serta Diltiazem-Metformin (1,5%). Mengingat kejadian interaksi obat merupakan permasalahan penting dari tujuan utama suatu pelayanan kefarmasian, sebaiknya penelitian terkait kejadian interaksi obat dapat dilakukan dalam skala lebih luas sehingga memperoleh gambaran kejadian interaksi obat yang lebih luas. Berdasarkan hasil penelitian, Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian diharapkan dapat lebih memonitor kondisi klinis pasien apabila melayani resep anti-hipertensi khususnya pada kombinasi peresepan Amlodipin-Bisoprolol maupun Amlodipin-Metformin seperti tekanan darah pasien ataupun kadar gula darah pasien serta efek interaksi obat yang mungkin timbul setelah mengkonsumsi obat tersebut apabila dalam kasus pasien dengan pengobatan rutin.

Item Type: Thesis/Diploma (Diploma)
Subjects: Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi
Depositing User: Elvia Ikasari
Date Deposited: 18 Oct 2023 07:27
Last Modified: 18 Oct 2023 07:27
URI: http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/1360

Actions (login required)

View Item View Item