STUDI PROFIL OBAT ANTI HIPERTENSI GOLONGAN ARB KOMBINASI CCB PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI R.S. BHAYANGKARA H.S. SAMSOERI MERTOJOSO SURABAYA

Purwanti, - and Ulfa, Ninik Mas and Hartono, Ruddy STUDI PROFIL OBAT ANTI HIPERTENSI GOLONGAN ARB KOMBINASI CCB PADA PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI R.S. BHAYANGKARA H.S. SAMSOERI MERTOJOSO SURABAYA. Akademi Farmasi Surabaya.

[img] Text
ARTIKEL ILMIAH_13515130_PURWANTI.pdf

Download (115kB)

Abstract

Ginjal adalah organ penting dalam tubuh. Ginjal mengekskresi limbah sebagai urin, menyaring darah sebelum mengirimnya kembali ke jantung, menyaring bahan limbah dari makanan, obat-obatan, dan zat beracun. Nefron adalah bagian terpenting dari ginjal. Nefron mengambil darah, memetabolisme nutrisi, dan membantu membersihkan limbah darah yang difilter. Ginjal memiliki sekitar 2 juta nefron. Setiap penyakit yang melukai nefron dapat menyebabkan penyakit ginjal kronik dan tekanan darah tinggi. Penelitian ini memberikan gambaran klinis mengenai terapi hipertensi pada penyakit ginjal kronik yang difokuskan pada nama obat, dosis dan frekuensi pemberian obat di Rumah Sakit Bhayangkara H.S. Samsoeri Mertojoso Surabaya. Metode penelitian menggunakan metode observasional secara deskriptif kepada pasien terapi ARB kombinasi CCB yang menjalani hemodialisis. Terdapat sebanyak 19 orang pasien, dalam penelitian ini yang terdiri dari 14 orang laki-laki (74%) dan 5 orang perempuan (26%) pada rentan usia 18-65 tahun (100%) sesuai klasifikasi umur WHO (2001). Hasil dari penelitian ini adalah kombinasi Irbesartan 300 mg dan Amlodipine 10 mg digunakan oleh 12 orang pasien (63%) dengan frekuensi pemberian obat 1 kali sehari 1 tablet. Namun ada 3 orang pasien yang termasuk dalam kategori urgensi hipertensi sehingga diberi dosis tidak lazim agar tekanan darah lebih cepat turun. Terapi lain obat antihipertensi juga digunakan, selain terapi obat kombinasi ARB dan CCB. Golongan obat β-Blocker menggunakan Bisoprolol 5 mg (40%) dengan frekuensi pemberian 1 tablet sehari. Pada golongan penekan susunan saraf pusat menggunakan Methyldopa (80%) dengan frekuensi pemberian 1 tablet 3 kali sehari. Saran untuk penelitian berikutnya dengan judul yang sama dilakukan secara prospektif dan disertai dengan data kepatuhan pasien dalam minum obat. Keywords : Hipertensi, Penyakit Ginjal Kronik, ARB, CCB, Obat, Dosis, Frekuensi Pemberian

Item Type: Article
Subjects: Kesehatan > Farmasi > Farmasi Klinis Komunitas dan Manajemen Farmasi
Depositing User: Elvia Ikasari
Date Deposited: 08 Apr 2019 08:51
Last Modified: 08 Apr 2019 08:51
URI: http://repository.akfarsurabaya.ac.id/id/eprint/104

Actions (login required)

View Item View Item